KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami hantarkan
pada kehadirat Tuhan,Allah yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini.Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari
semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, khususnya kepada Ibu Guru Kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami
buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa
yang akan datang.
Pacitan,1
Mei 2015
Tim Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kegiatan olahraga merupakan kegiatan yang tiada
putus-putusnya, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga sudah merupakan suatu
bagian dari kegiatan hidup manusia.Olahraga sudah merupakan kebutuhan hidup
manusia. Dengan berolahraga terutama olahraga kesehatan akan dapat memelihara
dan meningkatkan derajat hidup manusia. Tanpa olahraga akan terjadi penurunan
kesehatan dan memperbesar kemungkinan terserang penyakit non infeksi.Manusia
yang sehat merupakan sumberdaya yang dibutuhkan dalam pembangunan oleh karena
itu olahraga perlu makin dimasyarakatkan dan ditingkatkan sebagai cara
pembinaan jasmani dan rokhani bagi setiap anggota masyarakat”. Kemudian
didukung pula oleh anjuran pemerintah dengan gerakan Panji Olahraga Nasional
yaitu: “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.
Sehingga dengan olahraga tersebut
diharapkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani akan meningkat. Oleh karena
itu, kebugaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh anak usia sekolah mulai dari
Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah. Dengan memiliki kebugaran jasmani
yang tinggi, siswa mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang
rendah.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Apa itu VO2 Max ?
·
Apa
itu MFT ?
1.3
Tujuan
/ Manfaat kepenulisan
·
Untuk
mengatahui lebih dalam tentang VO2 Max dan MFT.
·
Untuk
memenuhi tugas yang di berikan oleh guru pembimbing kami.
·
Untuk
membantu menambah pengetahuan masyarakat luas tentang VO2 Max dan MFT.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
VO2 Max
·
Pengertian VO2
Max
VO2 max adalah volume oksigen maksimum yang dapat digunakan permenit.
Menurut Guyton dan Hall (2008) dalam Giri Wiarto (2013:13) VO2 max adalah
kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme aerob maksimum. Menurut Thoden
dalam modul Suranto (2008 : 118) VO2max merupakan daya tangkap aerobik maksimal
menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh
seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat
sampai kelelahan, ukurannya disebut VO2max.
Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan
dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam
tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah makanan menjadi ATP (adenosine
triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit
mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan 8 banyak ATP.
Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen dan
menghasilkan CO2.
·
Cara Melatih VO2
Max
Untuk melatih VO2 max, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, latihan
harus menggunakan otot-otot besar tubuh secara intensif (terus-menerus) dalam
durasi yang relative lama. Latihan yang baik untuk meningkatkan VO2 max adalah
jenis latihan cardio atau aerobic, latihan yang memacu detak jantung, paru dan
system otot. Latihan harus berlangsung dalam durasi yang relative lama namun
dengan intensitas sedang. Sejumlah penelitian menunjukan bahwa meningkatkan VO2
max dapat dengan latihan pada intensitas detak jantung 65% sampai 85% dari
detak jantung maksimum, selama setidaknya 20 menit, frekuensi 3-5 kali seminggu
(French & long). Contoh latihan yang dapat dilakukan adalah lari diselingi
jogging jarak jauh, fartlek, circuit training, cross country, interval
training, atau kombinasi dan modifikasi dari latihan tersebut.
·
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi VO2 Max
Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2
max diantaranya adalah (Burhanudin Sadly, 2015):
·
Umur
·
Latihan
·
Ketinggian suatu
tempat (kadar O2)
·
Faktor psikologis
seperti :
-
Kemampuan jaringan otot untuk menggunakan
oksigen dalam proses produksi energi tubuh.
-
Kemampuan system syaraf jantung dan
paru-paru (cardiovascular) untuk mengangkut oksigen k edalam jaringan otot.
B.Multistage Fitnes Test (MFT)
Merupakan sebuah tes yang digunakan untuk
mengukur VO2max seseorang .Digunakan untuk mengukur daya tangkap aerobik
maksimal yang menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan
waktu oleh seseorang selama latihan atau tes dengan latihan yang makin lama makin berat
sampai kelelahan.Ambilan O2 seseorang akan menggambarkan tingkat kebugaran
jasmani dari orang tersebut.Dengan demikian, maka semakin banyak ambilan O2
akan semakin baik pula katagori tingkat kebugaran jasmani orang itu dan
sebaliknya semakin sedikit ambilan O2, maka semakin rendah tingkat kebugaran
jasmaninya.
·
Prosedur Tes MFT
Pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan
beberapa orang sekaligus.Asalkan yang mengetes dapat mencatat dengan tepat dan
cermat setiap tahapan tes serta dapat menghentikan dengan tepat sesuai dengan
ketentuan.Tes MFT sangatlah mudah dilakukan karena dibandingkan dengan tes-tes
kebugaran lainnya tes ini tidak rumit dalam pelaksanaannya. tes ini mengukur
koordinasi jantung, paru dan pembuluh darah atau dengan kata lain
Cardiovascular. ketika seseorang memiliki Cardiovascular yang baik dan kuat
maka kebugarannya dapat dikatakan kuat pula.
·
Mekanisme Tes MFT
Peserta tes akan berlari sejauh 20 m secara bolak balik.Peserta yang
tidak kuat akan diberhentikan dalam tes.Pada tes ini terdapat 21 tingkatan
denagan 16 balikan yang semakin tinggi tingkatannya maka semakin baik pula
kondisi Cardiovascular orang tersebut.
·
Beberapa Tindakan
Pencegahan
®
Peserta tes harus
dalam kondisi sehat dan apabila terdapat peserta tes yang kurang sehat dapat
melakukan konsultasi dengan dokter, perawat atau tenaga medis lainnya.
®
Pengetes perlu
menggugah motivasi dan perhatian peserta test agar mereka dapat melakukan tes
dengan sungguh-sungguh.Usahakan sedapat mungkin peserta tes berhenti berlari
ketika tidak dapat lagi menyesuaikan langkah dengan signyal yang didiktekan
lewat kaset.
·
Perlengkapan Test
®
Lapangan atau
halaman untuk melaksanakan tes. halaman yang dimaksud harus memiliki panjang
lebih dari 22m dan lebar 1 sampai 1.5M. halaman tidak boleh licin, panas, tidak
rata(berbatu) dengan suasana yang teduh dan sejuk.
®
Tape recorder, CD
player tau pemutar musik lainnya yang dapat memutarkan cassette penuntun MFT
®
Kaset pendukung
atau panduan MFT sebagai pemandu melaksanakan tes MFT
®
Alat ukur panjang
untuk mengukur panjang halaman atau lapangan yang akan digunakan sebagai
Trek/lintasan lari MFT.
®
Tanda Batas Jarak
dapat memepergunakan Lakban, tali, atau pembatas lainnya yang dapat memmisahkan
lintasan yang satu dengan yang lain. disarankan menggunakan lakban agar peserta
tidak tersandung saat lari.
·
Persiapan
Pelaksanaan Test
®
Ukur lintasan yang digunakan lari
bolak balik sepanjang 20M, dimana kedua ujungnya diberi batas jarak.
®
pastikan kaset atau CD pemandu MFT
berada di awal.
·
Persiapan Peserta
Sebelum dan sesudah Test
®
Usahakan sebelum Tes Peserta tidak
makan ataupun minum terlalu banyak. boleh makan namun yang ringan seperti roti
ataupun camilan dengan jumlah yang sedikit.
®
Peserta harus melakukan pemanasan atau
pereegangan terlebih dahulu sebelum melakukan tes terutama otot-otot pada
tungkai.
®
Setelah melakukan tes peserta
hendaknya melakukan pendinginan berupa berjalan ataupun melakukan cooling down
·
Pelaksanaan Tes
®
Hidupkan Tape atau CD panduan tes MFT
®
selanjutnya akan terdenganr bunyi “TUT”
tunggal dengan beberata interval yang teratur
®
Peserta tes diharapkan untuk sampai ke
ujung yang bertepatan dengan sinyal “TUT” yang pertama berbunyi untuk
kemudian berbalik dan berlari kearah yang berlawanana.
®
Selanjutnya setiap satu kali sinyal “TUT”
berbunyi perserta tes harus dapat mencapai disalah satu lintasan yang
ditempuhnya
®
Setelah mencapai interval satu menit
disebut level atau tingkatan satu yang terdiri dari tujuh b alikan atau shuttle
®
Selanjutnya mencapai interval satu menit
akan berkurang sehingga menyelsaikan level selanjutnya perserta harus berlari
lebih cepat
®
setiap kali peserta tes
menyelsaikan jarak 20m sosisis salahsatu kaki harus menginjak atau melewati
batas atau garis 20m.
®
setiap peserta harus berusaha untuk
berlari selama mungkin sesuai dengan irama yang telah diatur oleh kaset atau
CD.
®
Jika peserta gagal mencapai garis
pembatas 20m sebanyak 2 kali berturut-turut maka akan dihentikan atau telah
dinyatakan tidak kuat dalam melaksananakan tes MFT
BAB III
KESIMPULAN
Seperti
yang dikatakan oleh Karhiwikarta, (1991) : “Kebugaran jasmani pada hakikatnya
merupakan suatu kondisi tubuh yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dan
masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik
maupun melakukan pekerjaan yang tidak terduga”.Kebugaran jasmani mempunyai arti
penting bagi anak usia sekolah, antara lain dapat meningkatkan fungsi organ
tubuh, sosial emosional, sportivitas, dan semangat kompetisi.Bahkan beberapa
penelitian menyebutkan bahwa: kebugaran jasmani mempunyai hubungan positif
dengan prestasi akademis (Iskandar Z.Adisapoetra, dkk, 1999). Selain itu,
tingkat kebugaran jasmani bukan hanya untuk memelihara tubuh yang sehat,
melainkan juga untuk menyembuhkan tubuh yang tidak sehat (Cooper, 1983).
Oleh karena itu terdapat beberapa macam
alat ukur untuk mengetahui katagori tingkat kebugaran jasmani seseorang
diantaranya adalah Multistage Fitnes Test (MFT).Tes ini digunakan untuk
mengestimasi VO2max orang yang berusia 20 tahun keatas dan orang yang
mempunyai masalah dengan fisik.Tes ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak
ambilan O2 seseorang pada saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Ambilan
O2 seseorang akan menggambarkan tingkat kebugaran jasmani dari orang
tersebut.Mereka yang mempunyai VO2max tinggi adalah orang yang mempunyai
tingkat kebugaran jasmani baik, sedangkan yang mempunyai VO2max rendah,
adalah orang yang tingkat kebugaran jasmaninya rendah (Kathleen Kuntaraf,
Jonathan Kuntaraf, 1992).
Dengan demikian, maka semakin banyak
ambilan O2 seseorang maka semakin baik pula katagori tingkat kebugaran jasmani
orang itu dan sebaliknya semakin sedikit ambilan O2, maka semakin rendah
tingkat kebugaran jasmaninya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Simon M.Kes, Drs Rochdi.( 2006) Laporan Penelitian Perbandingan Tingkat
Kebugaran Jasmani Berdasarkan VO2MAX Antara Anak Tunagrahita Ringan Dengan Anak
Normal Tingkat Pendidikan SLTP.