Makalah Abad Pertengahan
&
Zaman Renaisans
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT.Karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang kami susun ini.Yang berjudul “Makalah Abad Pertengahan & Zaman
Renaisan.”
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas bantuannya
dalam proses pembuat makalah ini.Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada teman teman kami yang telah membantu penulisan makalah ini secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.Kami sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kami harapkan adanya kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
siapa saja yang memperlukannya dimasa yang akan datang.
Ngadirojo, 27 Agustus 2014
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sejarah
Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum
ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi menjadi 3
periode, yaitu: Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita
akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan dan juga
masa pencerahan (Renaisans).
Abad pertengahan adalah periode
sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya
monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan
humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun
1517.Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal
ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe
kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat dominasi
kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu
pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama
menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan
religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh
kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang
telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir
yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.Eropa dilanda Zaman
Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman
Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan
kemunduran ilmu pengetahuan.Menurut Ensikopedia Amerika, zaman ini berlangsung
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan
berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak
adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh.Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran,
politik dan ilmu pengetahuan.Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada
ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun
ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori
yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera masalah,
malah ada yang dibunuh.
Segala keputusan pemerintah
dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat,
karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para
ahli agama.Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan
gereja merupakan pelanggaran hukum berat.
Akibatnya setiap inovasi yang berasal
dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila
dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam
injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah
satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis
akibat teorinya yang mengatakan.
Akibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja
pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun
inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara
multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi.Dan
sebagai lawannya maka muncullah zaman Renaisans yang sering di sebut sebut
sebagai zaman kelahiran kembali.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalahnya, yaitu :
Ø Apa yang dimaksud abad pertengahan ?
Ø Apa yang dimaksud zaman renaisan ?
Ø Bagaimana awal mula abad pertengahan
dan renasisans ?
Ø Apa saja faktor faktor penyebabnya ?
Ø Bagaimana karakteristiknya ?
Ø Bagaimana perkembangan agama pada masa
itu ?
Ø Apa saja penyakit yang melanda saat itu ?
Ø Bagaimana perkembangan ilmu,filsafat
dan seni ?
Ø Bagaimana penjelajahan samudra pada saat itu ?
Ø Bagaimana hukum yang berlaku ?
Ø Siapa saja tokoh yang berperan
didalamnya?
Ø Apa saja dampak umumnya ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuannya, yaitu :
· Untuk memperoleh data tentang abad
pertengahan dan zaman Renaisans.
· Untuk memenuhi tugas dari pembimbing
kami.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca berserta tim penulis mengenai abad pertengahan dan zaman renaisan.
BAB II
TEORI
TEORI
2.1 Abad Pertengahan
Abad
Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada
abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan
samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya
renaisans pada tahun 1517.Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di
Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu
sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa
dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud “Zaman
Kelam” ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika,
tempo zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan
Roma dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
“Gelap” juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan
ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama; Gereja
Kristen yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran
masyarakat serta juga politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh.
Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang
dikeluarkan oleh Thomas Aquinas (1274) seorang ahli falfasah yakni “ negara wajib tunduk kepada kehendak gereja ”.
St
Augustine (1430) sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante
Alighieri (1265-1321) berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah
masing-masing berdiri sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan
kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch, 1992, 172-174).
Dalam
paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah total satu
dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap yang
lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’
haruslah ‘membumi’, atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap
segala urusan hidupnya, maka dia harus memutuskan hubungan secara total dengan
Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan materinya
maka dia bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan
dengan Tuhan.
Kata Augustine “Siapapun yang mahir
dalam kesenian, perang, dan filsafat adalah orang yang bejat dan sesat, karena
dia berasal dari kota setan dimana kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng
yang menipu, dan keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur”. Kota inilah
yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong
dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan
tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika
melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka
semua sudut kegelapannya akan terlihat.
Konsep
diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : “Para
ilmuwan pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari
berbagai fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
Tuhan, roh manusia, dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki
signifikansi tinggi, jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan”.
Dengan
demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat
para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia
dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan
serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian
faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar
belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap
kondisi yang dominan pada abad pertengahan
Abad
Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman
Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16.
Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru,
suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci
(1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630),
Galileo Galilei (1564-1643), dll.
2.2 Zaman Renaisans
Zaman Renaisans (bahasa Inggris:
Renaissance) adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode
kira-kira dari abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Abad
Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Meskipun pemakaian
kertas dan penemuan barang metal mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad
ke-15 dan seterusnya, perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersama maupun
dapat dirasakan di seluruh Eropa.Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional
yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani,orang-orang kini mencari orientasi
dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai
satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.Kebudayaan klasik
ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.
Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan
konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan ketergantungan pada sebuah
observasi. Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini
adalah jembatan antara Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun
Renaissance dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta
pergolakan sosial dan politik, Renasaince mungkin paling dikenal karena
perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da Vinci
dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah "Manusia
Renaissance".
Ada konsensus bahwa Renaissance
dimulai di Florence, Italia, pada abad ke-14.Berbagai teori telah diajukan
untuk menjelaskan asal-usulnya dan karakteristik, berfokus pada berbagai faktor
termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari Florence pada beberapa waktu,
struktur politik,perlindungan keluarga dominan, Wangsa Medici dan migrasi
sarjana Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia setelah Kejatuhan
Konstantinopel di tangan Turki Utsmani.
Kata Renaissance, yang terjemahan
literal dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Inggris adalah "Rebirth"
(atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran kembali"), pertama kali
digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan Perancis Jules Michelet pada tahun
1855 dalam karyanya, Histoire de France. Kata Renaissance juga telah diperluas
untuk gerakan sejarah dan budaya lainnya, seperti Carolingian Renaissance dan
Renaissance dari abad ke-12.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Awal
Mula
Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad
pertengahan pada masa abad kegelapan.Abad pertengahan adalah periode sejarah
yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi
nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta
reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.
Abad
pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin
disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad
pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat dominasi kekuatan
agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan,
prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu
luas dan besar di segala bidang.Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan
religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh
kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang
telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir
yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba
Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu
pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600
tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan
intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap
juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa.
Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta
juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan
kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan
yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat,
karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para
ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan
gereja merupakan pelanggaran hukum berat.
Akibatnya
setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan
gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki
dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara
pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas
Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan.Akibat terlalu
banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga
pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka
akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada
timbulnya krisis multi dimensi.
v Zaman Kegelapan (Dark Ages)
Abad kegelapan merupakan sebuah
zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Renaisannce atau munculnya kembali
peradaban lama. Dari masa sebelum masehi yang kental dengan Filsafat Relativisme (Kebenaran) Sofisme Yunani Kuno, berlanjut ke apa yang
kemudian dinamakan Jaman Abad Pertengahan yang berlangsung lama, kurang lebih
selama lima belas Abad, dari sekitar Abad I sampai Abad XV M.Masa ini disebut
juga sebagai Era atau masa Medieval atau juga Abad Kegelapan atau Dark Ages)
dan dimulai setelah masa Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam menapakkan kaki di
muka Bumi dan berdakwah.
Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak) Maryam, yang dengan sejumlah
perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah hampir dapat dikenal sama
juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth dalam khazanah
Kristen.Kegemparan akan datangnya ’Yesus dari Nazareth’ yang tak memiliki ayah
dan nasabnya ditahbiskan kepada Maryam (Maria), ibunya, dan dalam hidup
singkatnya menampilkan berbagai mukjizat luar-biasa itu, mengguncang peradaban
manusia di sekitarnya saat itu, dan banyak orang yang kemudian berspekulasi
akan kenyataan ini.Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan ide-idenya
mendominasi relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya, termasuk para
Pemikirnya. Dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini, karenanya,
didominasi oleh Filsafat Kristen.
Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini, antara lain bertokohkan
Filsuf Plotinus, (Santo atau Saint) Augustinus atau Augustine, (Saint)
Anselmus, Robert Grosseteste, Roger Bacon, Albert Agung, Thomas Aquinas, dsb.
Yang kesemuanya sepakat mengedepankan iman dogmatis (tak boleh dibantahi)
Kristiani, dan telaahnya pun bersifat religius-dogmatis.Akibat pengaruh hebat
dan dominan Agama Kristen yang didominasi oknum kaum Gerejawan dan Monarki
Baratnya dengan segala ragam tafsir dogmatisnya.
Dan tak pelak pemanfaatan Platonisme ala Yunani Kuno (dicetuskan Plato)
yang mengajarkan bahwa kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya dan berpusat
kepada Tuhan namun berjenis dan berbungkus baru, yang disebut sebagai
Neo-Platonisme, menjadi gencar dan ditahbiskan sepenuhnya tanpa telaah kristis
kepada iman Kristiani. Ini, mau tak mau mendukung pula klaim dogmatis akan
kebenaran Kristen.Para ahli Filsuf dan Agamawan mereka di saat itu karenanya
teguh bermottokan ”Credo et intelligam” atau ”Keyakinan (keimanan agama)
berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran” atau
lebih mudahnya, ”Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk
menjelaskannya”.
Maka, dengan sendirinya, Akal (di Barat) benar-benar kalah pada masa ini
(terutama terlihat pada isi Filsafat dari Plotinus, Augustinus, Anselmus).
Bahkan potensi pemanfaatan akal diganti mutlak oleh Augustinus dengan Iman
dogmatis, sebelum penghargaan terhadap potensi Akal sempat muncul kembali
kemudian pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad Pertengahan itu.Dan
karenanya pula, Aquinas kemudian ditentangi hebat dan dibenci sebagian besar
masyarakat gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur hati iman
Kristiani yang dalam hal ini sebagaimana
telah disebutkan di atas adalah iman mutlak dogmatis kristiani yang tidak
mengindahkan telaah kritis akal.
Ini juga tak pelak menyebabkan masyarakat Barat di masa itu secara luas
menjadi percaya dan beriman dogmatis akan ‘rasa hati’ (atau yang adalah agama,
Kristen, lebih tepatnya Kristen Katolik, bagi mereka), karena menurut mereka
agama adalah rasa hati dan Filsafat adalah pemikiran. Filsafat dan Agama itu
sendiri, satu hal yang di masa sesudahnya terutama masa Thomas Aquinas, dicoba
untuk disatu-padukan namun menemui sejumlah kendala sampai masa Modern
merebak.Keyakinan Kristiani yang mendominasi di masa Abad Pertengahan ini, menjadikannya
tidak boleh atau tidak mudah untuk dapat dikritiki, sekaligus membuat kedudukan
mereka yang berada dalam struktur otoritas agamanya menjadi tinggi dan tak
dapat disalahkan. Dan karenanya ini juga membuat mereka makmur secara ekonomi
juga sebagai pemegang mandat negara dengan mandat Otokrasi dan Teokrasi
Kristiani.
Dan kenyataan ini bagi sebagian orang
lain, misalnya rakyatnya yang mereka pimpin, artinya juga adalah
kesemena-menaan yang diorganisasikan. Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat
kesejahteraan masyarakat saat itu dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan,
dengan pajak sistem Feodalisme berdasarkan tafsir mereka terhadap iman
Kristiani dan bahwa Gereja adalah wakil Tuhan di Bumi dan bahwa sistem
pemerintahan yang terbenar adalah Kerajaan Kristiani penyokongnya. Golongan
Ksatria, dan Raja adalah pelindung rakyat dan rakyat harus membayar pajak
kepada mereka yang penafsirannya seringkali dianggap semena-mena oleh rakyat.
Tak pelak juga, maka, perkembangan ilmu-pengetahuan yang biasanya
berdasarkan kepada gelitikan pemikiran, rasa penasaran, kebertanya-tanyaan pemikiran pun menjadi lambat pula. Pendeknya,
potensi telaah akal pada masa ini dihambati.
Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah
dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika
zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.
Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak
mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. Gagasan tentang Dark
Age berasal dari Petrarch (seorang humanis,cendekiawan dan penyair Italia) pada
tahun 1330-an
Dia menulis tentang orang-orang yang
hidup sebelum dia, ia berkata: "Di tengah
kesalahan bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam meskipun mereka dikelilingi oleh
kegelapan yang sangat pekat ". Para
penulis yang beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan
kiasan " terang melawan gelap "untuk menggambarkan" kebaikan
melawan kejahatan ". Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan
dan memberikan makna sekuler dengan membalikkan penerapannya. Zaman klasik
telah lama dianggap sebagai zaman "gelap" karena kurangnya
kekristenan yang dilihat oleh Petrarch sebagai zaman "cahaya" karena
prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada zaman Petrarch, diduga kurang
prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya sebagai zaman kegelapan (dark
age).
Abad pertengahan merupakan
zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat
diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.
Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang
mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja,
tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam.
Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan
bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari
gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad
Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu
dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya
sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada
theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu
suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran
agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.Abad pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan
mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai
konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan
dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran
ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba
Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu
pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600
tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan
kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak
adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang
terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena
pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli
agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan
segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan
pelanggaran hukum berat.
Akibatnya setiap inovasi yang
berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi
pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang
kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama
berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang
berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan akibat terlalu banyak
intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan
terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya
terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya
krisis multi dimensi.
v
Renaisans di Italia
Ø Florencia
Kota Pelopor
Florencia
menjadi pelopor renaissance di Italia, bukan justru kota Roma, Milano atau
Venesia. Menurut John Hele dan Plum Florensia menjadi kota pelopor Renaissance
di Italia karena berbagai faktor antara lain adalah :
Ø Kota Florencia pada zaman Romawi
bernama Florentia itu secara geografis merupakan kota pedalaman Italia Utara
yang sangar strategis, subur karena dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota
pertemuan dari berbagai kota di Italia Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa
di sebelah barat, Siena dan Arezzo di sebelah selatan, Urbino, San Marino dan
Romagna di sebelah timur serta Bologna, Modena di bagian Utara. Maka tidak
mengherankan jika Florencia menjadi kota pertemuan dagang yang kaya raya dan
besar pada abad ke-XIII.
Ø Florencia sebagai kota industry
khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil pada umumnya. Menurut John Hele
pada abad ke XIV sudah ada 21 gilda utama yang dimiliki oleh para hakim,
notaries, importir dan pengusaha dan 44 gilda kecil sebagai pendukungnya yang
dimiliki oleh pengrajin, pedagang.
Ø Florencia sebagai pusat keuangan
Italia masa itu. Kota ini mempunyai penduduk yang besemboyan “per non dormire
(agar jangan tidur, maksudnya tidur tidak mendatangkan rezeki)” dan
“Florentinis ingentis nihil arduit est (tidak ada yang dapat dikerjakan oleh
orang Florencia)”.
Ø Florencia merupakan ibukota Republik
Florentia yang pada prinsipnya menganut system pemerintahan demokrasi dan
memperhatikan kepentingan rakyat. Maka kreativitas seni dan inteletual dapat
bebas berkembang. Didirikannya pendidikan formal di Accademia Plato yang
didirikan oleh keluarga Medici sehingga melahirkan seniman-seniman besar, para
ilmuan terkenal, sastrawan jenius dan arsitek besar. Maka tidak mengherankan
apabila dapat mempertahankan kemasyuran dan berperan penting dalam modernisasi
Italia selama dua abad. Florencia telah menjadi awal pembaharuan berbagai
bidang kehidupan manusia dari sumber-sumber daya manusia, keuangan,
perdangangan, sosial dan budaya, Benih-benih humanism yang melahirkan
liberalism, individualism serta rasionalisme mendapat tempat subur untuk
berkembang ke seluruh penjuru Eropa.
Ø Keluarga Medici
Keluarga
Medici merupakan salah satu keluarga yang terkenal di Italia pada zaman
renaissance. Keluarga ini mulai mempunyai nama terhormat dalam masyarat pada
abad ke XIV ketika Averardo de Medici yang terkenal dengan nama Bicci berhasil
dalam usahawan swasta ulat sutera, kain lenen dan akhirnya menjadi bankir.
Usaha ini dilanjutkan anaknya yang bernama Giovanni di Bicci meluas ke luar
Italia. Keluaga Medici mulai terlibat dalam berbagai bidang terutama politik,
ketika Giovani terpilih menjadi hakim agung di Florancia pada 1421.
Giovani mempunyai dua anak yang bernama Casimo dan
Lorenzo. Casimo berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai puncak kejayaan
pada bidang politik, ekonomi bahkan agama. Ia juga tokoh utama yang menjadi
pelopor dan pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu pengetahuan. Casimo
adalah pewaris etos kerja orang Florencia yaitu per non dormire sehingga ia
memadukan usaha bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan dengan
semboyan tersebut. Jasanya antara lain menjadi pendukung utama untuk mendirikan
Accademia Plato di Florencia pada tahun 1642 sehingga ia ikut serta dalam
menentukan arah perkembangan dunia akedemisi. Kemudian mendorong mendirikan
Akademia Seni pada 1460 yang dipimpin oleh Michelangelo. Ia juga mendorong
seniman untuk bersemboyan I’art pour I’art bukan I’art pour d’argent (seni
untuk uang).
Lorenzo
merupakan penerus Casimo, ia tampil sebagai diplomat ulung, seniman dan
akhirnya menjadi penguasa di Florencea. Keturuan lain keluarga Medici ada yang
menjadi pemimpin gereja yang tertinggi seperti Paus Leo X (1513-1521), Paus
Clemens VII (1523-1534), Paus Pius IV (1559-1565), Paus Leo IX tahun 1605.
Sejak Paus Leo X tampil banyak pula paus yang menjadi peminat dan pelindung
karya seni serta mengangkat keturunan Keluarga Medici menjadi Duke of Urban.
Sementara itu pada masa Paus Clemens VII, keturunan Medici yang bernama
Alessandro diangkat menjadi pendiri dinasti Tuscani yang berkuasa hingga abad
XVIII.
3.2
Faktor Faktor
·
Abad Pertengahan
Periode Abad Pertengahan awal antara tahun
500-1000 merupakan masa transisi dalam sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut
sebagai ‘abad kegelapan’. Periode ini ditandai dengan :
®
Invasi suku-suku barbar, mula-mula
orang-orang Jerman (Goth, Frank, Anglo-Saxon, dll), kemudian disusul bangsa
Skandinavia (Viking) antara tahun 800-1000.
®
Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan
terjadinya perang-perang perebutan wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan
tersebut.
®
Kehancuran Romawi Barat menyebabkan ekonomi
bergeser dari kota-kota ke pedesaan. Pergeseran ini mendorong kemunculan sistem
feodal di Eropa.
Disintegrasi Kekaisaran Romawi Barat setelah
sekitar 800 tahun dengan serangkaiaan penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi
politik serta aktifitas kultural, kemudia digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya
Kekaisaran Romawi Barat, secara politis membawa pengaruh terjadinya berbagai
kerajaan barbar di Eropa.Setiap kerajaan barbar harus berupaya menata
pemerintahan sendiri,karena telah lepas dari pengaturan dan pengawasan
Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai negara Jerman yang penting,yang didirikan di
atas reruntuhan Kerajaan Romawi Barat adalah:
® Kerajaan
Goth Timur,wilayahnya meliputi Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)
® Kerajaan
Goth Barat,meliputi Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika Utara,Kerajaan Franka di
Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman Barat.Sementara itu,sumbangan bangsa
Aglo-Saxons yang terhalau dari Jerman menyerbu ke tanah Inggris,kemudian
mendesak bangsa-bangsa Kelt yang datang lebih dulu ke kepulauan itu.
Akibat runtuhnya Romawi Barat,telah
menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa
tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan
didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan adanya
administrasi dan sistem militer negara,keadaan ini menciptakan kebutuhan akan
tanah-tanah luas.
Telah terjadi anarkhi selama tiga abad (abad VI,VII,VIII) pada masa Keruntuhan
Romawi,tercipta ketidakstabilan politik,terjadi anarkhi,tidak ada keamanan
perorangan dan hak milik,di situ terjadi pertentangan semua melawan
semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para petani mencari perlindungan di sekitar
benteng yang diperkuat terhadap ancaman penyerbuan gerombolan
bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin tergantung pada tuan
tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan tanah bertindak
sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan untuk biaya perang
dan untuk memberi bantuan dalam bahaya kelaparan.Sebaliknya,balas jasa
mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan tanahnya.Dengan adanya kenyataan
tersebut terjadilah hubungan foedal,para petani bersumpah setia dalam ikatan foedal
untuk memenuhi kebutuhan hidup para tuan tanah yang memberi bantuan dan
perlindungan,keselamatan hidup demi tuan tanah.
·
Renaisans
Latar belakang
timbulnya Renaissance jika dilihat dari beberapa aspek adalah kondisi sosial,
budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.
· Kondisi sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa
sangat terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk
akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan
kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa
diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai
dalam masyarakat.
· Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam
arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua
kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak
berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran
hanya kebenaran gereja.
· Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan
pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai.
Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya
memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan
ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih
kuat dari kekuatan militer milik raja.
· Kondisi ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang
menguasai perekonomian hanya golongan penguasa.Kondisi-kondisi di atas
menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang
layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari
keadaan tersebut.Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar
dari kondisi Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya
Renaissance, sebagai berikut :
® Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang
tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari
kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan
materialistis semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.
® Masyarakat berlomba-lomba memasuki
kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha
merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad
Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti
dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
® Seiring dengan laju urbanisasi,
berubah pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga pusat perdagangan dan
industri.
® Munculnya kaum borjuis sebagai
kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis
yang menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja,
sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang
kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan
masyarakat.
® Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani
dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan
yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan
Turki.
®
Timbulnya
kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis
(zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan
dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik.
Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang
bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga
menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri.
Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan
sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin
menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan
Eropa.
3.3
Karakteristik
v CIRI-CIRI ABAD PERTENGAHAN
1.
Feodalisme
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
feodalisme adalah system sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang
besar kepada golongan bangsawan, system social yang menagung-agungkan jabatan atau
pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja, sistemsosial di Eropa pada
abad Pertengahan yang ditandai oleh kekuasaan yang besar ditangan tuan tanah.
Dalam
id.wikipedia.org, feodalisme adalah sebuah system pemerintahan dimana seorang
pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak yang juga
masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasal.
Para vassal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vassal
pada giliran ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang
memberi mereka upeti.
Sejak itu muncul orang-orang kuat
sebagai tuan tanah yang mengatur pemakaian tanah diwilayah kekuasaannya. Tempat
tingga mereka yang disebut kastil atau puri. Kekuasaan mereka ditopang oleh
bawahannya. System ini kemudian berkembang luas. Bangsawan menjadi kelompok
yang sangat istimewa dan melakukan regenerasi berdasarkan keturunan.
Sesuai dengan penelusuran ensiklopedia
feudal atau feudal, merupakan satu istilah yang digunakan pada awal era modern
yakni abad ke-17 merujuk pada pengalaman system politik diEropa abad
pertengahan. System politik yang terbangun pada masa itu ditentukan oleh
perpaduan antar para militer legal maupun tidak atau warlord, tuan tanah,
bangsawan raja, yang lantas tersusun hirarki dalam masyarakat yang khas : ada
raja, ada bangsawan, tetapi juga ada pelayan dan budak (vassal). Kata kuncinya
tetap hirarki.
Menurut
fokusnya, kekuasaan politik bersifa local dan personal yang menghasilkan
sesuatu “dunia social dari klaim-klaim dan kekuasaan-kekuasaan tumpang tindih”
(Anderson, hlm.,1974a, hlm. 149) beberapa diantara klaim-klaim dan kekuasaan
ini mengalami konflik; dan tidak ada pemerintah atau Negara yang berdaulat
dalam arti yang paling tinggi di atas wilayah dan penduduk yang ada (Bull,
1977, hlm.254). dalam system kekuasaan ini banyak dipenuhi ketegangan, dang
sering terjadi perang.
Didunia abad pertngahan, ekonomi
didominasi oleh pertanian, dan kelebihan apa pun yang dihasilkan menjadi sasaran
klaim-klaim yang bersaing. Klaim yang berhasil menjadi dasar untuk menciptakan
dan mempertahankan kekuasaan politik. Tetapi jaringan kerajaan-kerajaan, para
pangeran, istri-istri para bangsawan dan pusat-pusat kekuasaan lainnya yang
bergantung pada susunan ini diperumit oleh munculnya kekuasaan-kekuasaan
alternative di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Kota-kota dan federasi kota
bergantung pada perdagangan dan manufaktur serta akumulasi modal yang relative
tinggi. Mereka mengembangkan struktur-struktur social dan politik yang berbeda
dan sering menikmati system-sistem pemerintahan independent yang ditentukan
oleh para warganegara.
2.
Skolastik
Upaya skolastik abad pertengahan Dalam
gambaran historis singkat ini, metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang
pertama dibahas adalah filsafat Thomistik Gereja Roma Katolikl. Selain
persetujuan (assent) pribadi orang percaya, dalam sistem ini iman artinya
informasi yang diwahyukan yang ada dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari
gereja Roma. Akal budi artinya informasi yang dapat diperoleh melalui
pengamatan inderawi terhadap alam dan dinterprestasi intelek. Rasionalis abad
ke-17 membedakan akal budi (reason) dengan sensasi (inderawi), Thomas
membedakan akal budi (reason) dan wahyu. kebenaran akal budi adalah kebenaran
yang dapat diperoleh melalui kemampuan indera dan intelek alamiah manusia tanpa
bantuan anugrah supranatural.
Kerajaan Roma hidup dari abad ke-18
sampai awal abad ke-19. pada puncaknya, ia mencerminkan suatu usaha, dibawah
perlindungan gereja Katolik, untuk menyatukan dan mensentralisir pusat-pusat
kekuasaan dunia kristen barat yang terpisah-pisah menjadi suatu kerajaan
menjadi suatu kerajaan kristen yang disatukan secara khusus kekuasaan sekular
yang aktual dari kerajaan dibatasi oleh struktur-struktur kekuasaan yang
kompleks dari eropa feodal disatu pihak dan gereja katolik dipihak lain.
Sepanjang abad pertengahan gereja secara
konsisten berusaha menempatkan otoritas spiritual diatas otoritas sekuler dan
berusaha mengubah sumber otoritas dan kebijaksanaan yang diakui dari
wakil-wakil duniawi ini kepada wakil-wakil duniawi lainnya. Pandangan duniawi
(world view) kristen menstransformasikan pertimbangan-pertimbangan tindakan
politk dari suatu kerangka duniawi kepada kerangka teologis “ia menegaskan
bahwa kebaikan terletak pada ketundukannya terhadap kehendak Tuhan”.
v Ciri Ciri Renaisans
Ciri
utama renaisens adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia
sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan
pengetahuan. Yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari
hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin
ditinggalkannya agama karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak
pada abad modern.
Kebudayaan Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang
menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan
manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya
dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai
kebahagiaan hidup.
·
INDIVIDUALISME DAN HUMANISME
Secara umum, individualisme dapat
diartikan sebagai satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau
sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab
dan kebebasan sendiri.
Tidak mudah menentukan batas yang
jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern.
Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan
zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa
zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Usmani
pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai akhir zaman pertengahan
dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja.
Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga
perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang,
bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri.
Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari
alternatif itulah orang teringat pada
suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung,
sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno
tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti
itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada abad pertengahan orang telah
mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan Latin, namun apa yang telah
dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan
dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud meningkatkan perkembangan
yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah
manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur
klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya berpendapat
bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk
meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia. Tanpa wahyu, manusia
dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaisans untuk
menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman renaisans banyak memberikan
perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada
hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat
dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat
kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap
kepercayaan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang
digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang
dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasan atas dasar
kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman ini juga sering disebut sebagai
Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah manusia diangkat dari Abad
pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya.
Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat
oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena
manusia mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena
semangat humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin ditinggalkan,
sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama
dan nilai-nilai spiritual.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting
yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu:
® Implikasi yang sangat signifikan yang
ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai
hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad,
yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan
kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan
setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik
Yunani.
® Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki
Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara
Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan
ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di
Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal
sebelumnya.
® Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang
mengajarkan beragam ilmu.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dikemukakan Slamet
Santoso seperti yang dikutip Rizal Mustansyir, yaitu :
® Hubungan antara kerajaan Islam di
Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan
belajar di Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka
peroleh di lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
® Perang Salib (1100-1300 M) yang
terulang enam kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga
menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara
itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan
pengalaman mereka itu sekembalinya di negara-negara masing-masing.
3.4 Agama
Zaman
di ini kekuasaan gereja sangat besar bahkan melebihi kekuasaan raja atau
pemimpin Negara pada saat itu, pada essensinya sejak masa dulu gereja memang
tidak pernah ditempatkan dalam sebuah struktur sosial, dikarenakan karena
gereja yaitu bentuk manifestasi dari agama Kristen protestan atau katolik yang
menurut mereka tidak bisa dimasukkan pada struktur sosial dalam masyarakat
karena fokusnya yaitu dalam ranah hubungan manusia dengan tuhan, tetapi apakah
dengan tidak masuk ke dalam struktur sosial mereka ini posisi mereka menjadi tidak
penting? justru posisi gereja pada hakekatnya berada tepat dibawah kekuasaan
kerajaan karena kebanyakan para pastur merupakan penasehat kerajaan.Tetapi yang
terjadi pada zaman ini justru sebaliknya, gereja memiliki kekuasaan penuh untuk
menentukan segala apapun, siapapun, dan kapanpun itu, dengan menggunakan
kekuatan tuhan sebagai pelaksana kekuasaan mereka, apapun yang dikeluarkan
gereja pada saat itu tidak boleh dilanggar oleh satu orang pun karena itu
adalah perintah dari tuhannya, begitu pula dengan filsafat dan pengetahuan, apa
yang dikatakan oleh pihak gereja merupaka suatu kebenaran yang mutlak dan tidak
boleh ditentang, posisi pastur pada saat itu tertinggi dalam struktur vertikal
lapisan masyarakat.
Pada akhirnya semua warga tunduk sampai pada
suatu kasus dimana ada yang menentang kebijakan gereja ini, yaitu penentuan
bahwa Bumi yang mengitari matahari atau Matahari yang mengitari bumi, pada saat
itu dari pihak gereja mengeluarkan ajaran bahwa Matahari mengitari bumi dengan
Surga dan neraka yang berada diatas dan dibawahnya, karena yang menjadi acuan
mereka yaitu hanya dengan melihat perputaran matahari dari pagi yang muncul di
timur dan tenggelam di barat pada sore harinya.
Tetapi pendapat ini ditentang oleh seorang pemikir besar yang bernama
Galileo, menurutnya Bumilah yang mengitari Matahari, toh pada essensinya itu
merupakan suatu kebenaran tetapi pihak gereja tidak dapat menerima itu, dia
dihukum dibakar hidup-hidup karena telah menentang gereja, hal inilah yang
menyebabkan kemandegan dari para pemikir barat pada saat itu karena kekuasaan
gereja yang begitu besar, dan bukan lain hal ini disebabkan semata-mata ketika
suatu golongan memiliki hak yang istimewa yang tidak di dapatkan orang lain
pada umumnya maka dia bisa bertindak apapun yang diingnkannya.
3.5 Wabah Penyakit
Sampar Hitam—Wabah dari Eropa
Abad Pertengahan
Kala itu tahun 1347. Wabah ini
telah mengamuk di Timur Jauh. Kini ia menyebar ke pinggiran Eropa bagian timur.
Orang Mongol sedang mengepung
Genoa yang berbenteng, pusat perdagangan Kaffa, yang sekarang disebut
Feodosiya, di Semenanjung Krim. Setelah terjangkit penyakit misterius yang
membunuh sebagian besar dari mereka, orang Mongol menghentikan penyerangan.
Tetapi sebelum mundur, mereka melancarkan tembakan maut. Dengan katapel
raksasa, mereka melontarkan mayat-mayat korban wabah yang masih hangat melewati
tembok kota. Sewaktu belakangan beberapa pasukan Genoa naik kapal dayung untuk
melarikan diri dari kota yang telah dilanda wabah, mereka menyebarkan penyakit
itu ke setiap pelabuhan yang mereka kunjungi.
Dalam sebulan, kematian melanda
seluruh Eropa. Dengan cepat penyakit itu menyebar ke Afrika Utara, Italia,
Spanyol, Inggris, Prancis, Austria, Hongaria, Swiss, Jerman, Skandinavia, dan
kawasan Baltik. Dua tahun kemudian, lebih dari seperempat populasi Eropa,
sekitar 25 juta jiwa, telah menjadi korban dari apa yang disebut ”malapetaka
demografis paling brutal yang pernah dikenal umat manusia”—Sampar Hitam.
·
Membubuh Dasar untuk Malapetaka
Tragedi Sampar Hitam tidak hanya
mencakup penyakit itu sendiri. Sejumlah faktor turut memperparah malapetaka
ini, salah satunya adalah semangat keagamaan. Sebuah contoh adalah doktrin api
penyucian. ”Pada akhir abad ke-13, kepercayaan akan api penyucian tersebar di
mana-mana,” kata sejarawan Prancis, Jacques le Goff. Pada awal abad ke-14,
Dante menghasilkan karyanya yang berpengaruh, The Divine Comedy, dengan
uraiannya yang terperinci tentang neraka dan api penyucian. Berkembanglah iklim
keagamaan yang membuat masyarakat cenderung menghadapi wabah dengan sikap
apatis dan pasrah, memandang hal itu sebagai hukuman dari Allah sendiri.
Sebagaimana akan kita lihat, cara berpikir yang pesimis demikian malah menyulut
penyebaran penyakit tersebut. ”Keadaan itu benar-benar ideal bagi penyebaran
wabah tersebut,” kata buku The Black Death, oleh Philip Ziegler.
Selain itu, terdapat problem
gagal panen yang berulang-ulang di Eropa. Akibatnya, populasi yang sedang
bertumbuh pesat di benua tersebut mengalami malnutrisi—tidak kuat melawan
penyakit.
·
Wabah Itu Menyebar
Menurut Guy de Chauliac, dokter
pribadi Paus Clement VI, ada dua wabah yang menyerang Eropa: pneumonia dan
bubo. Ia melukiskan gangguan kesehatan ini secara terperinci sebagai berikut,
”Yang pertama berlangsung selama dua bulan, penderitanya terus-menerus demam
dan muntah darah, lalu mati dalam waktu tiga hari. Yang kedua berlangsung
setelah itu, penderitanya juga terus-menerus demam tetapi disertai abses (bisul
bernanah) dan karbunkel (bisul batu) pada bagian luar tubuh, khususnya di
ketiak dan pangkal paha. Penderitanya akan mati dalam lima hari.” Para dokter
tidak berdaya untuk menghentikan penyebaran wabah itu.
Banyak orang melarikan diri karena
panik—meninggalkan ribuan orang yang terinfeksi. Sebenarnya, para bangsawan
kaya dan para profesional termasuk yang pertama-tama melarikan diri. Meskipun
ada pemimpin agama yang ikut melarikan diri, banyak komunitas keagamaan
menyembunyikan diri dalam biara-biara mereka, berharap dapat terhindar dari
kontaminasi.
Di tengah-tengah kepanikan ini, paus
menyatakan tahun 1350 sebagai Tahun Suci. Para musafir yang mengadakan
perjalanan ke Roma dijamin langsung masuk firdaus tanpa melewati api penyucian!
Ratusan ribu musafir mengindahkan seruan itu—menyebarkan wabah tersebut seraya
mereka mengadakan perjalanan.
·
Upaya yang Sia-Sia
Upaya-upaya untuk mengendalikan Sampar
Hitam terbukti sia-sia karena tidak seorang pun tahu persis bagaimana penyakit
itu ditularkan. Kebanyakan orang menyadari bahwa kontak langsung dengan
penderita—atau bahkan dengan pakaiannya—sangat berbahaya. Beberapa orang bahkan
takut bertatapan langsung dengan penderitanya! Akan tetapi, penduduk Florence,
Italia, menuding kucing dan anjing sebagai penyebabnya. Mereka membantai
binatang-binatang ini, tanpa menyadari bahwa tindakan tersebut malah membuka
jalan bagi makhluk yang justru berkaitan dalam menyebarkan kontaminasi—tikus.
Seraya angka kematian meningkat, ada
yang berpaling kepada Allah memohon pertolongan. Pria dan wanita memberikan
semua milik mereka kepada gereja, sambil berharap agar Allah melindungi mereka
dari penyakit itu—atau setidaknya mengaruniai mereka kehidupan surgawi jika
mereka mati. Hal ini sangat memperkaya gereja. Jimat keberuntungan, patung
Kristus, serta kotak-kotak kecil berisi ayat (phylactery) menjadi populer
sebagai penangkal. Ada juga yang berpaling kepada takhayul, ilmu gaib, dan obat
palsu untuk memperoleh kesembuhan. Minyak wangi, cuka, dan ramuan khusus konon
dapat menangkal penyakit itu. Mengeluarkan darah adalah cara pengobatan favorit
lainnya. Kalangan medis yang terpelajar dari University of Paris bahkan
menghubungkan wabah tersebut dengan kesejajaran posisi planet-planet! Akan
tetapi, penjelasan dan ”pengobatan” palsu tidak sanggup menghentikan penyebaran
wabah pembunuh ini.
·
Dampak yang Belum Sirna
Setelah lima tahun, Sampar Hitam
tampaknya hampir berakhir. Tetapi sebelum akhir abad itu, wabah tersebut kambuh
paling tidak sebanyak empat kali. Dampak Sampar Hitam sebanding dengan dampak
Perang Dunia I. ”Hampir semua sejarawan modern sependapat bahwa pemunculan
wabah endemis itu telah menimbulkan dampak yang teramat dalam terhadap ekonomi
dan masyarakat setelah tahun 1348,” komentar buku The Black Death in England
terbitan tahun 1996.
Wabah tersebut memusnahkan sebagian besar
populasi, dan dibutuhkan waktu berabad-abad untuk memulihkan kondisi beberapa
daerah. Dengan berkurangnya angkatan kerja, tentu saja upah kerja meningkat. Para
tuan tanah yang kaya jatuh miskin, dan feodalisme—yang mencirikan Abad
Pertengahan—terpuruk.
Demikian, wabah itu menjadi pemicu
perubahan politik, agama, dan sosial. Sebelum wabah itu, Prancis menjadi buah
bibir di antara kaum terpelajar di Inggris. Akan tetapi, meninggalnya sejumlah
besar guru Prancis turut menjadikan bahasa Inggris lebih menonjol daripada
bahasa Prancis di Inggris. Perubahan juga terjadi dalam lingkungan agama.
Sebagaimana dikomentari oleh sejarawan Prancis, Jacqueline Brossollet, akibat
kurangnya calon imam, ”Gereja sering kali merekrut orang-orang yang kurang
berpengetahuan dan apatis”. Brossollet menyatakan bahwa ”kebobrokan [gereja]
sebagai pusat dalam pengajaran dan iman merupakan salah satu penyebab
terjadinya Reformasi”.
Yang pasti, Sampar Hitam
berdampak kuat terhadap kesenian, menjadikan kematian sebagai tema artistik
yang umum. Kategori tarian kematian yang terkenal, biasanya menggambarkan
tengkorak dan mayat, menjadi simbol populer untuk kuasa maut. Karena bimbang
akan masa depan, banyak orang yang selamat dari wabah tersebut meninggalkan
semua batasan moral. Tatanan moral pun ambruk hingga kondisi yang luar biasa
bejat. Sehubungan dengan gereja, karena kegagalannya mencegah Sampar Hitam,
”orang-orang abad pertengahan merasa telah dikecewakan oleh Gerejanya”. (The
Black Death) Beberapa sejarawan juga mengatakan bahwa perubahan sosial akibat
Sampar Hitam memupuk individualisme dan bisnis serta meningkatnya mobilitas
sosial dan ekonomi—cikal bakal kapitalisme.
Sampar Hitam juga mendorong
pemerintah-pemerintah untuk mendirikan sistem pengendalian sanitasi. Setelah
wabah itu mereda, Venesia bertindak membersihkan jalan-jalan kota. Raja John
II, yang dijuluki si Baik, dari Prancis juga memerintahkan agar jalan-jalan
dibersihkan sebagai cara untuk menangkal ancaman epidemi. Raja tersebut
mengambil langkah ini setelah mengetahui bahwa seorang dokter Yunani kuno
menyelamatkan Athena dari sebuah wabah dengan membersihkan dan mencuci jalanan.
Banyak jalanan pada abad pertengahan, yang menjadi selokan terbuka, akhirnya
dibersihkan.
·
Sudah Berlalu ?
Namun, baru pada
tahun 1894, bakteriolog Prancis, Alexandre Yersin, mengidentifikasi basil yang
bertanggung jawab atas Sampar Hitam. Basil tersebut dinamakan sesuai namanya,
Yersinia pestis. Empat tahun kemudian, seorang Prancis lainnya, Paul-Louis
Simond, menyingkapkan bahwa kutu (pada binatang pengerat) berperan memindahkan
penyakit tersebut. Sebuah vaksin segera dikembangkan tetapi tidak terlalu
sukses.
Apakah wabah itu
sudah berlalu? Sama sekali tidak. Pada musim dingin tahun 1910, sebanyak 50.000
orang di Manchuria meninggal karena wabah tersebut. Dan, setiap tahun,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan ribuan kasus baru—dan jumlahnya
terus meningkat. Jenis-jenis baru penyakit ini juga telah ditemukan—jenis yang
kebal terhadap obat-obatan. Ya, jika standar-standar dasar higienis tidak
dipertahankan, wabah itu senantiasa menjadi ancaman bagi umat manusia. Jadi,
buku Pourquoi la peste? Le rat, la puce et le bubon (Mengapa Ada Wabah? Tikus,
Kutu, dan Bubo), yang disunting oleh Jacqueline Brossollet dan Henri Mollaret,
menyimpulkan bahwa ”wabah itu sama sekali bukan hanya penyakit di Eropa kuno
pada Abad Pertengahan, . . . sungguh disesalkan, wabah itu mungkin adalah
penyakit masa depan”.
3.6
Perkembangan Ilmu Filsafat
& Seni
A.
PERKEMBANGAN ILMU PADA ABAD
PERTENGAHAN
Akal pada
abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan jelas pada
filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan terhadap akal
muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad
Pertengahan ini merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus
persen pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia
mengatakan bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan
untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat (dan tujuan hidup secara
umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam hidup ini, rasa itulah
satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua manusia.
Filsafat
rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha yang
sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama
sekali ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus
mutlak, orang-orang yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus
dimusuhi.Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada
zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu
ajaran agama.
Ciri khas
dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal
yang dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam. Rumusan itu
berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu.
Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argument untuk
memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu. Sifat ini berlawanan
dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah yang
didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani.
Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat
Abad Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu
pula maka menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad
Pertengahan adalah St. Anselmus.
Abad
Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas Aquinas. Dia
adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat filsafat
Aristoteles sesuai dengan agama Kristen.Kita anggap ia menciptakan perpaduan
hebat antara iman dan ilmu pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional
pada waktu ia hidup telah banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil
mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa pembuktian
tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.
Zaman ini
ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para
ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait
dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu
adalah ancilla theologia atau abdi agama.
·
Definisi/karakteristik Pemikiran Masa Abad Pertengahan
Menurut Herman (2007-27), pada zaman ini
dikenal aliran filsafat patristik dan skolastik berdasarkan Theos. Filsuf
terkenal pada masa ini adalah Agustinus (354-43 SM) dan Thomas Aquinas
(1225-1275) yang memunculkan ajaran Tomisme. Selain itu, dikenal juga
filsuf-filsuf muslim pada zaman keemasan abad pertengahan, yaitu Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusjd, dan Al-Ghazali yang menunjukkan hubungan mata
rantai dengan sejarah filsafat Yunani (adanya semboyan mitos-logos-theos).
Thomas Aquinas (1225-1227) merupakan murid dari Albertus Agung yang
mengembangkan pemikiran Aristoteles. Filsafatnya adlah theologis yang memadukan
pemikiran Agustinus dan Neo Platomisme dengan mempergunakan pemikiran Arilstoteles.
Sejarah
filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua zaman atau periode, yakni periode
pratistik dan periode skolastik.
1. Patristik (100-700)
Patristik
berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-bapa gereja, adalah ahli agama
Kristen pada abad permulaan agama kristen.
Didunia
barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaranya tentang Tuhan, manusia dan
etikanya. Untuk mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka menggunakan
filsafat yunani dan memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya menganai soal
soal tentang kebebasan manusia,
kepribadian, kesusilaan, sifat tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222),
Origenes (185-254), Agustinus (354-430),
yang sangat besar pengaruhnya. Zaman ini muncul pada abad ke-2 sampai
abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para Bapa Gereja untuk
mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi ajaran Kristen serta membelanya
dari serangan kaum kafir dan bid’ah kaum Gnosis.
2. Skolastik 800-1500
Zaman Skolastik dimulai sejak abad
ke-9. Kalau tokoh masa Patristik adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya
memberikan bentuk pada pemikiran filsafat dan teologi pada zamannya.
Para tokoh zaman Skolastik adalah para
pelajar dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan
oleh Raja Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan
ordo-ordo biarawan. Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu
periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar
ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik”
menunjuk kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”. Zaman
Skolastik memiliki tiga periode, yaitu :
o Periode Skolstik awal (800-120)
Ditandai
dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang erat antara agama dan
filsafat. Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat. Pada periode ini, diupayakan misalnya,
pembuktian adanya Tuhan berdasarkan rasio murni, jadi tanpa berdasarkan Kitab Suci
(Anselmus dan Canterbury). Selanjutnya, logika Aristoteles diterapkan pada
semua bidang pengkajian ilmu pengetahuan dan “metode skolastik” dengan pro dan
kontra mulai berkembang (Petrus Abaelardus pada abad ke-11 atau ke-12).
o Periode puncak perkembangan skolastik
(abad ke-13)
Periode
puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan
ahli filsafat Arab dan yahudi. Filsafat Aristoteles memberikan warna dominan
pada alam pemikiran Abad Pertengahan. Aristoteles diakui sebagai Sang Filsuf,
gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan cakrawala berpikir semakin
ditantang lewat perselisihan dengan filsafat Arab dan Yahudi.
Tokoh/filosof Yang Hidup
Pada Masa Abad Pertengahan :
1. PLOTINUS ( 204-270 )
Dalam berbagai hal Plotinus memang
bersandar pada doktrin-doktrin Plato. Sama dengan Plato, ia menganut realitas
idea. Pada Plato idea itu umum, artinya setiap jenis objek hanya ada satu
idenya. Pada Plotinus idea itu partikular, sama dengan dunia partikular.
Perbedaan mereka yang pokok ialah pada titik tekan ajaran mereka masing-masing.
Sistem metafisika Plotinus di tandai dengan konsep transendens. Menurut
pendapatnya dalam pikiran terdapat tiga realitas : The One, The Mind, The Soul.
® The One ( Yang Esa ) adalah Tuhan dalam pandangan philo,
yaitu suatu realitas yang tidak mungkin dapat di pahami melalui metode sains
dan logika. Ia berada di luar eksistensi, diluar segala nilai. Yang Esa itu
adalah puncak semua yang ada. Ia itu cahaya di atas cahaya. Kita tidak mungkin
mengetahui esensinya, kita hanya mengetahui bahwa ia itu pokok atau prinsip
yang berada di belakang akal dan jiwa. Ia adalah pencipta semua yang ada.
Mereka merasa memiliki pengetahuan keilahian juga tidak akan dapat merumuskan
apa Ia itu sebenarnya.
® The Mind ( Nous ) adalah gambaran tentang Yang Esa dan
di dalamnya mengandung ide-ide Plato. Ide-ide itu merupakan bentuk asli
objek-objek. Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya
kita harus melaui perenungan.
® The Soul (psykhe) merupakan arsitek dari semua fenomena
yang ada di alam, soul itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil.
Jiwa dunia dapat dilihat dalam dua aspek, ia adalah energi di belakang dunia,
dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia
juga mempunyai dua aspek, yang pertama intelek yang tunduk pada reinkarnasi,
dan yang kedua adalah irasional.
Tentang ilmu Plotinus menganggap sains
lebih rendah dari metafisika, metafisika lebih rendah dari pada keimanan. Surga
lebih berarti dari pada bumi, sebab syurga itu tempat peristirahatan jiwa yang
mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengakui adanya
hantu-hantu yang bertempat diantara bumi dan bintang-bintang. Semua ini
memperlihatkan rendahnya mutu sains Plotinus. Plotinus dapat dikatakan sebagai
musuh naturalisme. Ia membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa bagi
Plotinus tidak dapat diterjemahkan ke dalam ukuran-ukuran badaniah, fakta alam
harus dipahami sesuai dengan spiritualnya. Tujuan filsafat Plotinus ialah
terciptanya kebersatuan dengan Tuhan.
Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal
alam melalui alat indra, dengan ini kita mengenal keagungan Tuhan, kemudian
kita menuju jiwa dunia, setelah itu menuju jiwa ilahi. Jadi perenuangan itu
dimulai dari perenungan tentang alam menuju jiwa ilahi, objeknya dari yang
jamak kemudian kepada Yang Satu. Dalam perenungan terakhir itu terjadi
keintiman, tidak terpisah lagi antara yang merenung dengan yang direnungkan.
2. AUGUSTINUS ( 354 – 430 )
Ajaran
Augustinus dapat dikatakan berpusat pada dua pool, Tuhan dan manusia. Akan
tetapi dapat dikatakan bahwa seluruh ajaran Augustinus berpusat pada Tuhan.
Kesimpulan ini di ambil karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal
Tuhan dan Roh, tidak lebih dari itu. Ia yakin benar bahwa pemikiran dapat
mengenal kebenaran, karena itu ia menolak skeptisisme. Ia mengatakan bahwa
setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Ia
sependapat dengan Plotinus yang mengatakan bahwa Tuhan itu diatas segala jenis
(catagories).
Sifat Tuhan yang paling penting ialah
kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak terbatas, maha tahu, maha sempurna dan
tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi selalu baru, Tuhan adalah suatu
kebenaran yang abadi.
3. BOETHIUS
Boethius memiliki pemikiran yang hampir
serupa dengan Augustinus. Sesudah Boethius, Eropa mulai mengalami depresi
besar-besaran. Menurunnya kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama,
munculnya feodalisme, invasi besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru,
semuanya merupakan faktor yang dapat menghasilkan kekosongan intelektual. Semua
para ilmuwan pada waktu itu lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan
mereka mempertahankan dogma-dogma kristen.
Asal istilah abad kegelapan adalah
penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran pada tahun 1000-an, yaitu antara
masa jatuhnya imperium Romawi dan Renaissance abad ke-15. Seorang tokoh yang
terkenal abad ini adalah St. Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo
ut intelligam yang dapat dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan.
Sekalipun pada umumnya filosof abad
pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal dan iman),
Anselmulah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.
4. ANSELMUS ( 1033-1109 )
Di dalam filsafat Anselmus kelihatan iman
merupakan tema sentral pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang paling
penting sebelum yang lain. Dari sini dapatlah kita memahami pernyataannya,
credo ut intelligam (believe in order to understand/percayalah agar mengerti).
Ungkapan itu menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada akal. Iapun
mengatakan wahyu harus diterima dulu sebelum kita mulai berfikir. Kesimpulannya
akal hanyalah pembantu wahyu. Anselmus adalah salah seorang “terpelajar”,
seorang ahli Kristen yang mencoba memasukkan logika dalam pelayanan iman.
Meskipun Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia ingin menguji
kekuatan logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya. Namun selalu
imanlah yang mendasari semua itu.
Dalam karyanya Proslogium, yang
pada awalnya berjudul Iman Mencari Pengertian (Fides Quaerens Intellectum).
Menurut Anselmus, apa yang kita sebut Allah memiliki suatu pengertian yang
lebih besar dari segala sesuatu yang bisa kita pikirkan. Apabila kita berbicara
tentang Allah, yang kita maksudkan ialah suatu pengertian yang lebih besar dari
pada apa saja yang dapat kita pikirkan. Dengan begitu pengertian “Allah” yang
ada di dalam rumusan pemikiran kita adalah lebih besar daripada apa saja yang
ada di dalam pikiran. Apa yang di dalam pikiran ada sebagai yang tertinggi atau
yang lebih besar, tentu juga berada di dalam kenyataan sebagai yang tertinggi
dan yang terbesar.
5. THOMAS AQUINAS (1225-1274)
Berdasarkan filsafatnya pada kepastian
adanya Tuhan. Aquinas mengatahui banyak ahli teologi percaya pada adanya Tuhan
hanya berdasarkan pendapat umum. Menurut Aquinas, eksestensi Tuhan dapat
diketahui dengan akal. Untuk membuktikan. Ia mengajukan lima dalil (argumen)
untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal, seperti
sebagai berikut ini :
·
Argumen
gerak
·
Sebab
yang mencukupi
·
Kemungkinan
dan keharusan
·
Memperhatikan
tingkatan yang terdapat pada alam
·
Keteraturan
alam
·
Tentang
jiwa
Di dalam filsafat gereja, Aquinas
mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa pelantara gereja.
Sakramen-sakramen gereja itu perlu, sakramen itu mempunyai dua tujuan yaitu :
Pertama, menyempurnakan manusia dalam penyembahan kepada Tuhan. Kedua, menjaga
manusia dari dosa. Aquinas juga mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan
hidup, penyesalan (confirmation) untuk keperluan pertumbuhan manusia dan
sakramen maha kudus (eucharist) untuk menguatkan jiwa.
Peradaban
dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara
pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah
mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan
Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka
jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya. Sekitar
abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam.
Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
·
Menerjemahkan
peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat dikenal dunia
Barat seperti sekarang ini.
·
Memperluas
pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia,
ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
·
Menegaskan
sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib
sangat penting untuk perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi
bangsa Arab telah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol
sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.
·
ZAMAN KEEMASAN FILSAFAT
Zaman
Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance).
Istilah renaisans berasal dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata re yang
berarti lagi atau kembali, dan kata neissance yang berarti kelahiran atau
kebangkitan. Zaman renaisans adalah zaman kelahiran-kembali kebudayaan
Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M sesudah mengalami masa
kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani. Namun,
orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif bagi
kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal
dengan baik.. Kebudayaan klasik ini juga dipuja dan dijadikan model serta dasar
bagi seluruh peradaban manusia. Pada zaman ini telah dicapai titik puncak dalam
bidang seni, pemikiran, dan sastra.
Pada masa ini banyak filsuf-filsuf islam yang terkenal
diantaranya adalah :
A. Filsafat Islam Di Dunia Islam Timur
1. Al-Ghazali
/ 1050-1111 M (Tahafutut al-Falasifah)
Pokok pemikiran dari al-Ghozali adalah tentang Tahafutu
al-falasifah (kerancuan berfilsafat) dimana al-Ghazali menyerang para
filosof-filosof Islam berkenaan dengan kerancuan berfikir mereka. Tiga
diantaranya, menutur al-Ghazali menyebabkan mereka telah kufur, yaitu tentang :
Qadimnya Alam, Pengetahuan Tuhan, dan Kebangkitan jasmani.
2. Suhrawardi
/ 1158-1191 M (Isyraqiyah / Illuminatif)
Pokok pemikiran Suhrawardi adalah tentang teori emanasi,
ia berpendapat bahwa sumber dari segala sesuatu adalah Nuur An-Nuur (Al-Haq)
yaitu Tuhan itu sendiri. Yang kemudian memancar menjadi Nuur al-Awwal, kemudian
memancar lagi mejadi Nuur kedua, dan seterusnya hingga yang paling bawah (Nur
yang semakin tipis) memancar menjadi Alam (karena semakin gelap suatu benda
maka ia semakin padat).
Pendapatnya yang kedua adalah bahwa sumber dari Ilmu dan
atau kebenaran adalah Allah, alam dan Wahyu bisa dijadikan sebagai perantara
(ilmu) oleh manusia untuk mengetahui keberadaan Allah. Sehingga keduanya,
antara Alam dan Wahyu adalah sama-sama sebagai ilmu.
3. Ibnu
Khaldun (1332 M-1406 M)
Khaldun membuat karya tentang pola sejarah dalam bukunya
yang terkenal: Muqaddimah, yang dilengkapi dengan kitab Al-I'bar yang berisi
hasil penelitian mengenai sejarah bangsa Berber di Afrika Utara. Dalam
Muqaddimah itulah Ibnu Khaldun membahas tentang filsafat sejarah dan soal-soal
prinsip mengenai timbul dan runtuhnya negara dan bangsa-bangsa.
Dalam mempertautkan sejarah dengan filsafat, Ibnu Khaldun
tampaknya ingin mengatakan bahwa sejarah memberikan kekuatan intuisi dan
inspirasi kepada filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logika kepada
sejarah. Dengan begitu, seorang sejarawan akan mampu memperoleh hasil yang
relatif valid dari proses penelitian sejarahnya, dengan dasar logika
kritis.Dasar sejarah filsafatnya adalah :
1. Hukum sebab
akibat yang menyatakan bawa semua peristiwa, termasuk peristiwa sejarah,
berkaitan satu sama lain dalam suatu rangkaian hubungan sebab akibat.
2. Bahwa
kebenaran bukti sejarah tidak hanya tergantung kepada kejujuran pembawa cerita
saja akan tetapi juga kepada tabiat zaman. Karena hal ini para cendekiawan
memberinya gelar dan titel berdasarkan tugas dan karyanya serta keaktifannya di
bidang ilmiah.
Karena hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan
titel berdasarkan tugas dan karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah, yaitu
:
·
Sarjana
dan filosof besar
·
Ulama
Islam
·
Sosiolog
·
Pedagang
·
Ahli
sejarah
·
Ahli
Hukum
·
Politikus
·
Sastrawan
Arab
·
Administrator
dan organisator
4. Al-Kindi
(806-873 M)
Menurut
al-Kindi filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan Islam, oleh
karena itu para sejarawan Arab awal menyebutnya “filosof Arab”. Menurutnya
batasan filsafat yang ia tuangkan dalam risalahnya tentang filsafat awal adalah
“filsafat” adalah pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam batas-batas
kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori ialah mencapai
kebenaran dan dalam prakteknya ialah menyesuaikan dengan kebenaran. Pemikiran
filsafatnya berikisar tentang masalah : Relevansi agama dan filsafat, fisika
dan metafisika (hakekat Tuhan bukti adanya Tuhan dan sifat-sifatNya), Roh
(Jiwa), dan Kenabian.
5. Abu Bakar
Ar-Razi (865-925 M)
Nama
lengkapnya adalah abu bakar muhammad ibn zakaria ibn yahya al-razi. Di barat
dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya’ban 251 H (865
M. Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Akal dan agama (penolakan
terhadap kenabian dan wahyu), prinsip lima yang abadi, dan hubungan jiwa dan
materi.
6. Al-Farabi
(870-950 M)
Sejarah
mencatatnya sebagai pembangun agung sistem filsafat, dimana ia telah
membaktikan diri untuk berfikir dan merenung, menjauh dari kegiatan politik,
gangguan dan kekisruhan masyarakat. Al-Farabi adalah seorang yang logis baik
dalam pemikiran, pernyataan, argumentasi, diskosi, keterangan dan penalarannya.
Unsur-unsur penting filsafatnya adalah :
·
Logika
·
Kesatuan
filsafat
·
Teori
sepuluh kecerdasan
·
Teori
tentang akal
·
Teori
tentang kenabian
·
Penafsiran
atas al-Qur’an.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah :
kesatuan filsafat, metafisika (hakekat Tuhan), teori emanasi, teori edea,
Utopia jiwa (akal), dan teori kenabian.
7. Ibnu
Maskawih (932-1020 M)
Nama
lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawih. Ia lahir
di kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan pada 9 safar 421 H
(16 Februari 1030 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah :
filsafat akhlaq, dan filsafat jiwa.
8. Ibnu Shina
(980-1037 M)
Ibnu Sina
(980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ibnu Sina bernama lengkap
Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā ( Abu Ali Sina). Ibnu Sina lahir pada
980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian
Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah :
·
fisika
dan metafisika,
·
filsafat
emanasi,
·
filsafat
jiwa (akal), dan
·
teori
kenabian.
9. Ibnu Bajjah (1082-1138 M)
Nama
lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Yahya Ibn Al-Sha’igh Al-Tujibi
Al-Andalusi Al-Samqusti Ibn Bajjah. Ibn bajjah dilahirkan di Saragossa, andalus
pada tahun 475 H (1082 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah :
metafisika, teori pengetahuan, filsafat akhlaq, dan Tadbir al-mutawahhid
(mengatur hidup secara sendiri).
10. Ibnu Tufail
(1082-1138 M)
Nama
lengkapnya adalah abu bakar Muhammad Ibn Abd Al-Malik Ibn Muhammad Ibn Muhammad
Ibn Thufail Al-Kaisyi. Di barat dikenal dengan abu bacer. Ia dilahirkan di
guadix, 40 mil timur laut Granada pada 506 H (1110 M) dan meninggal di kota
Marraqesh, Marokko pada 581 H (1185 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang
masalah : percikan filsafat, dan kisah hay bin yaqadhan.
11. Ibn Rusyd 520
H/1134 M (Teori Kebenaran Ganda)
Ibnu Rusyd
(Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 – Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198), adalah
seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Salah satu Pemikiran Ibn Rusyd adalah
ia membela para filosof dan pemikiran mereka dan mendudukkan masalah-masalah
tersebut pada porsinya dari seranga al-Ghazali.Untuk itu ia menulis sanggahan
berjudul Tahafut al-Tahafut. Dalam buku ini Ibn Rusyd menjelaskan bahwa
sebenarnya al-Ghazalilah yang kacau dalam berfikirnya.
12. Nashirudin
Thusi
Thusi, nama
lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad Ibn Muhammad Al-Hasan Nashir Al-Din
Al-Thuai Al-Muhaqqiq. Ia lahir pada 18 Februari 1201 M / 597 H di Thus, sebuah
kota di Khurasan. Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika, jiwa, moral,
politik, dan kenabian.
13. Shuhrawardi
al-Maqtul
Nama
lengkapnya adalah Syeikh Shihab Al-Din Abu Al-Futuh Yahya Ibn Habasy Ibn Amirak
Al-Suhrawardi, ia dilahirkan di suhraward, Iran barat laut, dekat zan-jan pada
tahun 548 H atau 1153 M. Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika dan
cahaya, epistimologi, kosmologi, dan psikologi.
14. Mulla shadra
Nama
lengkapnya Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami Siyrazi, sering disebut shadr
al-din al-sirazi atau akhund mulla shadra. Dikalangan murid-muridnya dikenal
dengan shadr al-mutti’allihin. Ia dilahrikan di syiraz pada tahun 979 H/980 H
atau 1571 /1572 M dari sebuah keluarga terkenal lagi berpengaruh. Diantara
filsafatnya adalah tentang metafisika, epistimologi, dan fisika.
15. Muhammad
Iqbal
Dr.Muhammad
Iqbal dilahirkan di Sialkot, Wilayah Punjab (pakistan barat) pada tahun 1877.
Iqbal berasal dari keluarga Brahma Kashmir, tetapi nenek moyang Muhammad Iqbal
telah memeluk islam 200 tahun sebelum Ia dilahirkan. Ayah muhammad Iqbal, Nur
Muhammad adalah penganut islam yang taat dan cenderung ke pada ilmu tasawuf.
Diantara filsafatnya adalah tentang ego dan khudi, ketuhanan, materi dan
kausalitas, moral, dan insan al-Kamil.
v Perkembangan Seni
Sejarah
arsitektur gereja abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M saat ketika agama Kristen dinyatakan sebagai
agama yang legal.
Setelah
Terbebas dari penyiksaan, umat Kristen mulai membangun basilika. Basilika
paling bagus dan besar adalah Gereja St. Sophia di Konstantinopel, yang
memiliki gaya khas Byzantium. Gaya Byzantium tersebut dalam perkembangan
selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah dunia Muslim. Arsitektur Masjid sangat
dipengaruhi oleh gaya Byzantium itu. Salah satunya adalah masjid Umar di
Yarusalem. Para arsitek di luar Konstantinopel juga mencoba memodifikasikan
gaya Byzantium. Salah satu contoh adalah Gereja San Vitale, di Ravena, Italia
Utara. Kapel ini semula dimaksudkan untuk mausoleum Karel Agung
·
Periode Abad Gelap
Selama abad gelap, di Eropa Barat tidak
ada gaya khas yang berkembang. Mundurnya peradaban Romawi berakibat pada
melemahnya upaya pengembangan gaya arsitektur orisinal. Kaum barbar, baik
Jerman, Slav, maupun Finno-Ugria, paling banter hanya bisa membuat imitasi gaya
arsitektur Romawi Barat yang tengah merosot itu.
·
Periode Romanesque
Istilah
ini mengacu pada seni yang berkembang di Eropa barat dari sekitar tahun 1000
hingga 1200. Gereja-gereja yang dibangun dengan gaya baru di segala penjuru Eropa
barat mengingatkan kembali pada basilika-basilika yang dibangun di Roma pada
abad IV, V, dan VI. Itulah sebabnya maka gaya baru ini disebut Romansque. Salah satu gereja gaya Romanesque yang
terkenal adalah katedral Pisa, yang selesai dibangun pada 1093. Contoh lain
dari bangunan gaya Romanesque yang perlu dicatat adalah gereja biara Cluny.
Gereja ini diresmikan pada 1131. Gereja Cluny merupakan gereja yanh sangat
besar dan megah.
·
Arsitektur Gothik
Istilah
gothik mengacu pada seni –arsitektur, lukis, dan pahat – tiga abad terakhir
zaman pertengahan. Istilah ini berasal dari para penulis akhir Abad Pertengahan
yang lebih menaruh perhatian pada kebudayaan Yunani-Romawi daripada kebudayaan
abad pertengahan sendiri. Arsitektur gothik adalah kreasi para genius abad
pertengahan. Sebagai gaya dalam seni, gaya Gothik ini adalah lebih baik jika
diperbandingkan dengan gaya-gaya lainnya. Pengaruh arsitektur Gothik lebih luas
daripada gaya Romanesque.
Perbedaan utama antara gaya ini adalah bahwa gaya Gothik
serba lancip, sedangkan Romanesque serba bundar. Arsitektur Gothik pertama-tama berkembang di
Prancis tengah, terutama di daerah sekitar Paris. Abad XIII merupakan puncak
perkembangan arsitektur Gothik . selama masa pemerintahan Raja Louis IX (1226-1270)
bermunculanlah karya-karya besar seperti katedral-katedral di Reims, Amiens,
Paris, Beauvais, dan yang terbagus adalah katedral Sainte Chapelle, yang
berhadapan dengan Notre Dame di Paris. Meskipun arsitektur Gothik pada mulanya
muncul di sekitar Paris, ini tidak berarti bahwa gaya ini semata-mata milik
Prancis. Arsitektur ini tetap dianggap sebagai hasil dari semangat
Kristianitas, karena kristen merupakan agama yang merambah seluruh kawasan
Eropa barat.
·
Dekorasi Gothik
Ide-ide
Gothik bukan hanya tampak pada gaya arsitektur, tetapi juga pada dekorasi seni
patung, lukis, hiasan, serta pada setiap bentuk seni kerajinan, termasuk
kerajinan yang terbuat dari besi. Motif atau corak dekorasi yang mengandung
pesan ajaran kristen. Telah lama gereja menampakkan imaji-imaji tentang Allah
Bapa, Kristus, Perawan Maria, para tokoh suci serta malaikat. Penampakan
imaji-imaji itu dimaksudkan untuk mendorong semangat keagamaan umat Kristen.
·
Seni Pahat: Romanesque dan Gothik
Pahatan
menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus serta para santo
banyak dijumpai di gereja-gereja. Selama masa Romanesque penggambaran
peristiwa-peristiwa tersebut kurang tampak hidup. Hasilnya, seni pahat
Romanesque tidak tampak naturalistik. Lain halnya dengan para pemahat Gothik.
Sebelum memahat, mereka pahat secara cermat dan naturalistik. Mereka amati
kedetilan lekuk-lekuk anatominya. Barulah mereka mulai memahat. Satu hal yang
khas dalam seni pahat Gothik adalah penampilannya yang kaku.
·
Seni Lukis
Tembok
yang rata biasnya dihiasi dengan fresco – gambar yang dilukis dengan air kapur
berwarna yang dipakai pada gips yang basah, sesuai dengan sketsa karbon yang
telah dirancang. Bentuk lukisan terbaik
sebelum tahun 1300 adalah karya para miniaturis. Para miniaturis Irlandia
terkenal sebagai ilustator yang piawai, yang membuat hiasan-hiasan yang begitu
indah dan kompleks pada buku-buku para biarawan. Karya-karya mereka mencapai
puncak perkembangannya selama periode Gothik.
·
Seni Lukis Italia
Karena
gaya Gothik merupakan produk Eropa utara, pengaruhnya tidak begitu kuat di
Italia. Para seniman Italia cenderung tetap mempertahankan metode-metode dan
konsepsi-konsepsi lama, yang disebut Greek (Yunani) atau Byzantine (Byzantium).
Sama seperti para penganut naturalisme Gothik, para seniman Italia pada mulanya
juga lebih senang menciptakan lukisan-lukisan tentang alam, seperti binatang,
tumbuhan, bunga, dan sebagainya. Oleh karena itu ketika mereka harus membuat
lukisan tentang manusia, hasilnya tampak kaku, dan tidak riil. Dengan kata
lain, mereka bersikap tradisional.
Para seniman Italia yang pertama-tama menunjukkan perubahan sikap terhadap komposisi warna, anatomo, pencahayaan, bayangan, dan animasi adalah Cimabue (1302) dan muridnya, Giotto (1336) mereka adalah seniman Florence (Firenze). Karya terbesar Giotto dapat kita lihat di Arena Chapel katedral Padua dan Bardi Chapel Gereja Santa Croce di Florence. Para pelukis sesudah Giotto cenderung sebagai epigon-epigonnya. Mereka hanya bisa mengikuti model-model yang telah dirintis Giotto, tetapi tak mampu menandinginya.
Para seniman Italia yang pertama-tama menunjukkan perubahan sikap terhadap komposisi warna, anatomo, pencahayaan, bayangan, dan animasi adalah Cimabue (1302) dan muridnya, Giotto (1336) mereka adalah seniman Florence (Firenze). Karya terbesar Giotto dapat kita lihat di Arena Chapel katedral Padua dan Bardi Chapel Gereja Santa Croce di Florence. Para pelukis sesudah Giotto cenderung sebagai epigon-epigonnya. Mereka hanya bisa mengikuti model-model yang telah dirintis Giotto, tetapi tak mampu menandinginya.
·
Seni Pahat Italia
Seni
pahat, seperti halnya seni lukis, mengalami serangkaian perubahanyang sangat
berarti dalam abad XIV. Sebelum tahun 1300, pahatan-pahatan yang menggambarkan
manusi tampak kaku. Karya-karya itu sebagian besar adalah hasil kerja para
seniman penganut model Yunani. Ayah dan
anaknya yang bernama Niccola dan Giovanni Pisano menghasilkan pahatan-pahatan
pada mimbar besar di katedral-katedral di Pisa, Siena, dan Pistoia. Karya-karya
ini sudah menunjukkan semangat Gothik. Giotto, selaim pelukis, adalah juga
pemahat. Pengaruhnya dalam dunia seni pahat tidak kalah besarnya dengan
pengaruhnya dalam dunia seni rupa. Ketenaranya antara lain karena karya-karya
pahatannya pada panel-panel rendah, yang ia rancang untuk menghiasi menara
lonceng Gereja Santa Maria dan Katedral Florence.
Panel-panel karya Giotto tersebut tampak sederhana.
Tetapi justru karena itu, karya-karya tersebut mengundang banyak perhatian. Dan
sejak saat itulah para pemahat meninggalkan metode penggambaran yang serba
semarak.
·
Seni Lukis Flanders
Di Eropa
Utara, perintis inovasi dalam dynia seni Lukis adalah para seniman Flanders.Hubert
dan Jan van Eyck bersaudara menunjukkan inovasi itu pada karya-karya miniatur
mereka yang menjadi ilustrasi pada buku-buku agama. Inovasi lainnya yang
dipelopori Van Eyck bersaudara ini adalah penggunaan cat minyak dalam melukis.
Kapan tepatnya perintisan inovasi ini dimulai sebenarnya masih kabur. Setelah
Van Eyck bersaudara, pelukis lainnya yang perlu dicatat adlah Rogier van der
Weyden (1464). Ia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menggambarkan
insiden-insiden dramatis, dan mampu membangkitkan emosi yang pedih. Seniman
lukis Flanders lainnya lagi yang perlu dicatat adalah Hans Memling (1494. Ia
berasal dari Bruges. Ciri khas dari karyanya adlah sentuhan yang halus dan
sentimentil.
·
Seni Pahat Flanders
Seni pahat
Flanders, seperti halnya seni lukisnya, mencapai puncak perkembangannya pada awal
abad XV. Ciri khas yang menonjol yang dapat kita amati dalam karya-karya besar
yang ada adalah mencuatnya gagasan-gagasan naturalisme, idealisme religius, dan
corak penderitaan yang pedih. Seniman pahat Flanders yang terkemuka adalah
Claus Sluter, yang berkerja pada istana Duke Philipe di Burgundia. Sluter
ditugasi untuk mendekorasi biara Carthuisan di Champmol, dekat Dijon, yang
dipersembahkan sebagai mausoleum para pangeran Burgandia.
·
Seni Musik Abad Pertengahan
Seperti
halnya dengan seni lukis, pahat, dan arsitektur, seni musik abad pertengahan
diabadikan untuk gereja. Lagu-lagu dan tari-tarian rakyat sudah barang tentu
tetap ada. Namun, karena sebagian besar bukti karya-karya populer itu sudah
lenyap, maka kita tidak dapat merekontruksikannya dengan baik. Bahkan musik
Yunani dam Romawi telah dilupakan orang. Kreasi seni seorang seniman musik
cenderung dilupakan begitu sang seniman tiada. Apalagi seni musik kuno, entah
Yahudi, dan Romawi, yidak tertulis, sehingga cepat hilang. Demikian jugalah
seni musik populer atau seni musik rakyat abad pertengahan. Meskipun begitu
kita tidak boleh berasumsi bahwa abad pertengahan tidak mengenal musik rakyat
semacam itu, hanya kaarenaa bukti-bukti historis yang kita dapatkan semata-mata
berkaitan dengan musik gereja. Liturgi
atau kebangkitan gereja banyak menggunakan musik. Pada mulanya para pemimpin
gereja tidak suka menggunakan musik dalam kebangkitan keagamaan. Alasan
utamanya adalah karena musik telah menjadi bagian dalam ritus-ritus kaum kafir,
pertunjukan-pertunjukan gladiator, maupun hiburan-hiburan tak bermorak dalam
masyarakat kafir.
Namun, meski betapa kerasnya sikap para
pemimpin gereja, secara perlahan-lahan musik menyelinap masuk ke dalam gereja.
Inovasi dalam seni musik banyak bermunculan saat puncak abad pertengahan tiba.
Guido d’Arezzo (1050) melengkapi sistem notasi yang telah dikembangkan pada
masa itu. Ia menggunakan lima garis paralel yang di atasnya terdapat not-not
balok untuk menandai pola titinada. Organ adalah alat musik yang paling penting
dalam abad pertengahan. Alat musik ini telah diketemukan jauh sebelumnya.
Selain alat musik tiup, alat musik bersenar juga digunakan. Oarang Yunani kuno
telah mengenal alat musik bersenar yang disebut cithara. Alat ini dimainkan
dengan jari.
Begitu banyak
aspek kehidupan akhir abad pertengahan yang menjadi sumber inspirasinya para
seniman Gothik. Dan begitu eratnya kaitan antara kreasi-kreasi kesenimanan
mereka dengan apa yang menjadi puncak-puncak peradaban Abad pertengahan,
sehingga periode ini kemudian lazim disebut
Zaman Gothik.
Contoh Karya Terkenal:
Mona Lisa (1497 )
Lukisan
tersebut merupakan lukisan yang sangat terkenal hingga kini. Lukisan ini
mengandung banyak sekali misteri yang hingga saat ini belum terungkap jelas
siapa orang yang dilukis oleh Leonardo, apa motivasinya dan apa sebenarnya
tujuan ia melukisnya. Lukisan ini terlihat simple atau biasa saja, tetapi jika
lebih diperhatikan lagi, akan terlihat jelas apa sebenarnya yang menjadi daya
tarik dari lukisan ini. Ada banyak sekali. Terlebih jika kita memperhatikan
tatapan mata dan senyumannya dan latar belakang lukisannya. Tatapan mata dengan
paduan senyuman yang terlihat sangat misterius. Butuh waktu bertahun-tahun ia
menyelesaikan lukisan ini dan beberapa kali ia memperbaiki sisi lukisan
terlebih sisi senyuman objeknya.
Lukisan Mona
Lisa menyimpan banyak sekali misteri dan banyak juga ilmuwan yang
mengidentifikasikan lukisan ini sebagai lukisan yang menyimpan kode-kode yang
dibuat oleh Leonardo. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa ada inisial yang
berbeda di kedua mata lukisan Mona Lisa. Ada juga yang bilang latar belakang
lukisan tersebut membentuk objek yang berbeda dari apa yang seharusnya. Terkait
objek yang dilukis, Mona Lisa diyakini sebagai istri dari saudagar pada masanya
yang bernama Lisa Gherardini. Mona diartikan sebagai ‘nyonya’ dengan demikian
Mona Lisa berarti Nyonya Lisa. Ada juga yang justru berpendapat bahwa objek
dari lukisan tersebut adalah potret diri Leonardo da Vinci sendiri yang dilukis
dengan variasi berbeda yang tentu saja menyimpan rahasia tersendiri dari pelukisnya.
The Last Supper (1495)
Lukisan ini
dikenal sebagai Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-Nya sebelum ia wafat oleh
penyaliban.
Di dalam novel karya Dan Brown dan film yang
berjudul The Da Vinci Code, lukisan ini menyimpan makna misterius dan membentuk
kode bahwa ada hubungan romantika Yesus dengan salah seorang murid-Nya, Maria
Magdalena. Lukisan ini menggambarkan bagaimana perjamuan Yesus di malam
terakhir-Nya berkumpul bersama dengan murid-muridNya sebelum ia ditangkap untuk
melewati proses penyaliban dan wafat di kayu salib seperti yang dikisahkan
Injil. Dalam film dan novel The Da Vinci Code, lukisan ini digambarkan sebagai
kode yang dibuat oleh Leonardo untuk menggambarkan bagaimana romantika yang
terjadi antara Yesus dengan Maria Magdalena yang bertentangan dengan iman
Kristen. Biar bagaimana pun kontroversinya, lukisan ini tetap merupakan maha
karya besar dari sosok jenius Leonardo da Vinci yang akan dikenang sepanjang
zaman.
Kisah hidup Leonardo da Vinci memang
tidak lepas dari fakta-fakta yang memperjelas kejeniusannya sebagai seniman dan
ilmuwan. Karya-karya besarnya akan terus diingat, demikian juga pemikirannya
yang ia wariskan kepada ilmuwan setelahnya. Sudah terlahir seseorang yang
jenius dalam karya maupun pemikirannya dan sebagai contoh orang yang menikmati
apa yang ia pelajari tanpa batasan bidan apapun, yang penting dia senang dan
menikmati apa yang ia pelajari. Orang itu adalah Leonardo da Vinci, terlahir
500 tahun yang lalu. Leonardo pun meninggal di umurnya yang menginjak 67 tahun
di kota Indre-et-Loire, Prancis dan dimakamkan diKapel St.
"St. George Tabernacle"
(sekitar 1415–1417) — Museo Nazionale del Bargello, Firenze (Donatello)
3.7 Penjelajahan
Ramainya
perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang
Salib (1096 - 1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun
1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia
terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit
pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi
kendala krisis perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu bangsa Barat berusaha
keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra.
Ada beberapa faktor yang mendorong penjelajahan samudra:
Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap
kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang
Salib.
·
Semangat
gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
·
Semangat
glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.
·
Semangat
gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.
·
Perkembangan
teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih
luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.
·
Adanya
sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan
secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
·
Adanya
buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
·
Penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa. Bumi
dan bendabenda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari (teori
Heliosentris).
v Penjelajahan Samudera Oleh Bangsa
Eropa
Negara-negara yang memelopori penjelajahan
samudra adalah Portugis dan Spanyol, menyusul Inggris, Belanda, Prancis,
Denmark, dan lainnya. Untuk menghindari persaingan antara Portugis dan Spanyol,
maka pada tanggal 7 Juni 1494 lahirlah Perjanjian Tordesillas. Paus membagi
daerah kekuasaan di dunia non-Kristiani menjadi dua bagian dengan batas garis
demarkasi/khayal yang membentang dari kutub Utara ke kutub Selatan. Daerah
sebelah Timur garis khayal adalah jalur/kekuasaan Portugis, sedangkan daerah
sebelah Barat garis khayal adalah jalur Spanyol.
Garis Khayal Tordesillas
yang dibuat berdasarkan perjanjian tordesilas
v
Pelayaran Orang-orang Portugis
Orang-orang
Portugis menjadi pelopor berlayar mencari tempat asal rempah-rempah. Hal ini
tidak lepas dari kiat Pangeran Henry Mualim (Henry Navigator) yang memberi
hak-hak istimewa kepada keluarga-keluarga saudagar sukses dari Italia, Spanyol,
dan Prancis. Tujuannya supaya mereka bersedia tinggal dan berdagang di ibukota
Portugis.
Berikut ini
penjelajah-penjelajah yang berasal dari Portugis.
1) Bartholomeu Dias
Bartholomeu Dias
berangkat dari Lisabon (Portugis) pada bulan Agustus 1487. Ketika sampai di
ujung Selatan benua Afrika, kapal Dias terkena badai topan. Setelah badai reda,
Dias kembali ke Portugis. Oleh Dias dan rombongannya, ujung Selatan Benua
Afrika dinamai Tanjung Badai. Namun, Raja Portugal Joao II mengganti namanya
menjadi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) karena untuk menghilangkan kesan
menakutkan dan tempat tersebut dianggap memberikan harapan bagi bangsa Portugis
untuk menemukan Hindia.
2) Vasco da Gama
Pada tanggal 8
Juli 1497, Raja Portugis Manuel I memerintahkan Vasco da Gama mengikuti jejak
Dias. Ekspedisinya dilakukan melalui laut sepanjang pantai Afrika Barat.
Dalam
pelayarannya, Vasco da Gama sempat singgah di pantai Afrika Timur. Atas
petunjuk mualim Moor, da Gama melanjutkan ekspedisinya memasuki Samudra Hindia
dan Laut Arab. Perjalanan Vasco da Gama tiba di Calcuta pada tanggal 22 Mei
1498. Di Calcuta, Vasco da Gama berupaya mendirikan pos perdagangan. Ia membeli
rempah-rempah untuk dikirim ke Portugis dan sebagian dijual ke negara- negara
Eropa lainnya.
Rute pelayaran pertama Vasco da Gama
3) Alfonso d’ Albuquerque
Setelah beberapa
lama menduduki Calcuta, orang Portugis sadar bahwa penghasil rempah-rempah
bukan India. Ada tempat lain yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di
Asia, yaitu Malaka. Oleh karena itu ekspedisi ke Timur dilanjutkan kembali.
Bagi Portugis,
cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka adalah dengan merebut
atau menguasai Malaka. Oleh karena itu, dari Calcuta, Portugis mengirimkan
ekspedisi ke Malaka di bawah pimpinan Alfonso d’ Albuquerque. Ekspedisi d’
Albuquerque tersebut berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511.
v
Pelayaran Orang-orang Spanyol
Berikut ini para
penjelajah Spanyol yang melakukan pelayaran ke dunia Timur:
1) Christopher Columbus
Pada tanggal 3
Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa Maria, Nina, dan
Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur.
Setelah berlayar lebih dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik, sampailah
Columbus di Pulau Guanahani yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia. Ia
merasa telah sampai di Kepulauan Hindia Timur yang merupakan sumber
rempah-rempah.
Ia menamai penduduk asli di kawasan itu sebagai
Indian. Selanjutnya Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat. Columbus
bersama seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara tahun 1492 – 1504,
berlayar terhitung 4 kali. Mereka menemukan benua baru yang diberi nama
Amerika. Jadi penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus. Sejak Columbus
menemukan benua Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol seperti Cortez dan
Pizzaro. Cortez menduduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian
yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530
menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.
2) Ferdinand Magelhaens
(Magellan)
Pada tanggal 10
Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke Barat didampingi oleh Kapten Juan
Sebastian del Cano (Sebastian del Cano) dan seorang penulis dari Italia yang
bernama Pigafetta. Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan Magelhaens-del
Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola.
Pada tahun 1520, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah rombongan
Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina,
mengambil nama Raja Spanyol, Philips II. Dalam suatu pertempuran melawan orang
Mactan, Magelhaens gugur (27 April 1521). Akibat peristiwa itu rombongan
bergegas meninggalkan Filipina dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju
Kepulauan Maluku. Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran
karena menjadi orang yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Raja
Spanyol memberi hadiah sebuah tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu
dililitkan pita bertuliskan ‘Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku’.
v
Pelayaran orang-orang Inggris
1) Sir Francis
Drake
Pada tahun 1577
Drake berangkat berlayar dari Inggris ke arah Barat. Dalam pelayarannya,
rombongan ini memborong rempah-rempah di Ternate. Setelah mendapatkan banyak
rempah-rempah Drake pulang ke negerinya dan sampai di Inggris pada tahun 1580.
Pelayaran Drake ini belum memiliki arti penting secara ekonomis dan politis.
2) Pilgrim Fathers
Pada tahun 1607
rombongan yang menamakan diri Pilgrim Fathers melakukan pelayaran ke arah
Barat. Kapal yang bernama May Flower berhasil membawa rombongan ini mendarat di
Amerika Utara.
3) Sir James Lancester dan George Raymond
Pada pelayaran
tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh dan Penang,
sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester dan maskapai
perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Di
Banten, dia mendapatkan izin dan mendirikan kantor dagang.
4) Sir Henry Middleton
Pada tahun 1604
pelayaran kedua EIC yang dipimpin Sir Henry Middleton berhasil mencapai
Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Terjadi persaingan dengan VOC. Selama tahun
1611 - 1617, orang-orang Inggris mendirikan kantor dagang di Sukadana
(Kalimantan Barat Daya), Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan
Jambi.
5) William Dampier
Pada tahun 1688,
Dampier melakukan pelayaran dan berhasil mendarat di Australia. Ia terus
melanjutkan pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.
6) James Cook
Pada tahun 1770
Cook berhasil mendarat di pantai Timur Australia dan menjelajahi pantai
Australia secara menyeluruh pada tahun 1771. Oleh karena itu, James Cook sering
dikatakan sebagai penemu Benua Australia.
v Pelayaran Orang-orang Belanda
Biasanya para
pedagang Belanda membeli dagangan rempah-rempah dari Portugis di pusat pasar
Lisabon. Namun setelah Lisabon dikuasai Spanyol, Belanda mencari jalan menuju
daerah penghasil rempah-rempah. Walaupun Portugis berusaha merahasiakan jalan
ke pusat penghasil rempah-rempah, tetapi Belanda berhasil menyusul Portugis dan
Spanyol.
Berikut ini
beberapa pelaut Belanda yang melakukan penjelajahan ke dunia :
1) Barentz
Pada tahun 1594,
Barentz mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara.
Perjalanan Barentz terhambat karena air laut membeku sesampainya di Kutub
Utara. Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya
Zemlya, kemudian memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.
2) Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595,
de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang awak beserta 64
meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-rempah ke arah Timur
mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de
Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.
3) Abel Tasman
Abel Tasman
berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada tahun 1642 ia
menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama Pulau Tasmania.
3.8
Hukum
v Inti Ajaran Kristen di Dunia Barat
Doktrin St.
Agustiinus bahwa “ Kebenaran hanya ada dalam Gereja, di luar Gereja tidak ada
kebenaran”. Artinya ajaran yang bersumber pada rasio adalah tidak benar,
kebenaran bersumber pada keyakinan atau iman.iman adalah sumber
segala-galanya”.
Oleh karena
itu zaman inilah disebut “ the dark ages “ atau masa kekelaman. Disebut dark
ages atau masa kekelaman sebab upaya manusia yang telah dirintis dan
dikembangkan sejak masa Socrates untuk mencapai kesejahteraan hidup melalui
kekuatan akal, justru di masa abad pertengahan ini di hentikan dan sepenuhnya
dengan cara mengembangkan ( interpretasi ) terhadap injil ( Evalingelis= Sabda atau Kabar Gembira ). Kebenaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
bersumaber pada akal dihentikan, dan kembali ke mitos dan irrasionalitas. Kata
Agustinus “ Kepercayaan adalah jalan pengetahuan “.Teori Agustinus ini menjadi
sumber hukum “ Canonika”= Hukum Gereja Katholik yang berada di tangan Kaum
Klerus/Pejabat Gereja.
Hukum
Kanonik ini adalah hukum anggota-anggota Persekutuan kaum Kristiani, lebih khusus
lagi Gereja Katholik Roma ( Emeritus
John Gilissen, 2004, hal. 281). Sama halnya dengan tatanan-tatanan
keagamaan lainnya adalah kehendak Tuhan, sebagaimana hal ini diwahyukan-Nya
kepada manusia, sebagai sumber penting dalam hukum Kanonik. Wahyu tersebut
ditemukan dalam Kitab Suci, yang merupakan sumber satu-satunya dari ius divinum
( Hukum Ketuhanan ). Hukum ini di tambah serta dilengkapi dan disesuaikan
dengan dekrit-dekrit konsili-konsili dan dekretal-dekretal para Paus maupun
oleh kebiasaan. Hukum Romawi juga dipandang sebagai sumber pelengkap hukum
kanonik.( ibid, hal.291 )
1. Hukum Itu
Tatanan Hidup Penuh Damai ( Agustinus, 354-430 )
Agustinus melihat tatanan hukum sebagai sesuatu yang didominasi oleh
tujuan perdamaian. Bahkan res republica dipahami Agustinus sebagai komunitas
rasional yang ditentukan dengan nilai-nilai deligere ( yakni di hargai dan
dicintai). Sebuah konsep yang berseberangan regnum yang menunjuk pada kerajaa
Romawi sebagai segerombolan perampok karena tidak memiliki keadilan.
Ditonjolkan pula istilah delicto proximi atau cinta kepada sesama. Semua unsur
keadilan itulah yang mesti menjadi dasar hukum.
Tanpa
itu maka aturan dalam bentuk apapun tidak layak disebut hukum /lex esse von
vedatur, quae justa non fuerit.( Satjipto Rahardjo, 2010, hal.54-55).
Agustinus mengadopsi Zwei Zwarden
Theory ( Teori Dua Pedang ) dari Paus Gelasius , yakni Pedang Kerohanian dan
Pedang Keduniawian. Pemilahan tersebut ternyata membawa dampak dalam
pembentukan hukum yaitu, hukum yang mengatur soal keduniawian ( kenegaraan )
dan hukum yang mengatur soal keagamaan ( kerohanian ). Demikian pula terdapat
dua macam kodifikasi hukum yaitu kodifikasi yang diselenggarakan oleh Raja
Theodosius dan Raja Justinianus. Ini adalah kodifikasi peraturan yang
dikeluarkan oleh negara. Kodifiaksi tersebut dinamakan Corpus Iuris. Kodifikasi
yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius, yaitu kodifikasi yang dikeluarkan
oleh Gereja. Kodifikasi ini disebut Corpus Iuris Cannonici. Corpus Iuris terdiri atas empat bagian yaitu
:
Instituten, ajaran yang mempunyai kekuasaan mengikat
seperti undang-undang. Maksudnya, jika ada hal-hal yang kurang jelas
pengaturannya, maka dapat di cari dalam instituten.
·
Pandecten,
penafsiran suatu peraturan oleh para sarjana.
·
Codex,
yaitu peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh Raja.
·
Novollen,
yaitu tambahan dari suatu peraturan atas undang-undang.
Sebagai tokoh
agama, Agustinus menempatkan hukum Ilahi ( Lex Aeterna) sebagai citra hukum
positif. Hukum Ilahi yang abadi menempatkan batas pada semua hukum positif yang
tidak boleh dilampaui. Jika hukum
positif ( Lex Temporalis ) melanggar aturan Ilahi itu, maka ia telah kehilangan
kualitas hukumnya. ( ibid.)
Sumbangan Agustinus pada
pengembangan Eksplanasi dibidang hukum antara lain :
·
Lewat
konsep pengenalan akan Tuhan, sebagai prasyarat keadilan, Agustinus secara
implisit, memberi sinyal betapa penting peran sikap etis iman terhadap
berseminya keadilan dalam hukum. sikap iman yang tulus menjadi pra-kondisi bagi
lahirnya kedamaian dan keadilan.
·
Inspirasi
teori Agustinus kita dapat melakukan kajian secara empiris tentang banyak hal
misalnya, kaitan antara ketaatan hukum dengan penghayatan iman seseorang/ atau
suatu komunitas, korelasi,antara religiusitas aparat hukum dengan kepekaan
mereka soal keadilan, kaitan antara angka kejahatan dengan afiliasi religious.
·
Konsep
Agustinus tentang deligere dan delicto proximi yang dapat berfungsi
mengkondisikan lahirnya kedamaian dan keadilan, seolah mengingatkan kita
tentang pentingnya modal social ( social capital ) dalam kehidupan hukum.
disini berkesempatan melakukan kajian tentang interelasi antara suasana penyelenggaraan
hukum dengan kondisi modal social yang dimiliki sebuah komunitas. ( ibid,
hal.57).
2. Hukum Itu Bagian Tatanan Ilahi ( Thomas Aquinas,
1225-1274 )
Thomas Aqunas
merupakan imam Gereja abad pertengahan. Tidak jauh beda dengan Agustinus, Aquinas
pun mendasarkan teorinya tentang hukum dalam konteks moral agama Kristen. Hukum
diperlukan untuk menegakkan kehidupan moral di dunia. Karena jaman ini
merupakan era dominasi agama ( yang di awali oleh agama Kristen),maka kehidupan
moral dimaksud menujuk pada ukuran agama tersebut. Misalnya mengejar kenbaikan
dan menjauhi kejahatan. Hal kebaikan dimaksud antara lain menunjang hak alamiah
manusia untuk mempertahankan hidup, cinta dan hidup berkeluarga, kerinduan
mengenal Tuhan dan hidup bersahabat. ( ibid, hal.58 )
Imperatif-imperatif moral tersebut berpengaruh pula
terhadap hukum. Tata hukum harus di bangun dalam struktur yang berpuncak pada
kehendak Tuhan. Karena itu, sebagaimana tercerminkan dalam doktrin Thomas
Aquinas, konfigurasi tata hukum di mulai dari ;
a) Lex
Aeterna; Hukum dan kehendak Tuhan
b) Lex
Natulais; Prinsip umum ( hukum alam )
c) Lex Divina;
Hukum Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci
d) Lex Humane;
Hukum buatan manusia yang sesuai dengan hukum alam.
Jika hukum ( Lex Humane ) menjadi tidak benar karena :
1) Mengabaikan
kebaikan masyarakat
2) Mengabdi
pada nafsu dan kesombongan pembuatnya
3) Berasal
dari keuasaan yang sewenang-wenang
4)
Diskriminatif terhadap rakyat, maka hukum itu tidak sah karena
bertentangan dengan moral hukum alam dan Tuhan. ( ibid ).
Dalam hukum alam ( Lex Naturalis ) itu terdapat dua
prinsip antara lain :
·
Prinsipa
prima, yang merupakan norma-norma kehidupan yang berlaku secara fundamental,
universal, dan mutlak, serta kekal ( berlaku bagi segala bangsa dan masa ).
·
Prinsipa
secundaria, yang merupakan norma-norma kehiduoan yang fundamental, tidak
universal, tidak mutlak, melainkan relatif, tergantung pada manusianya,
meskipun prinsipa secundaria ini pada dasarnya dapt dikatakan merupakan
aktualisasi dari prinsipa prima. ( Ridwan Halim, 2005, hal.185 ).
Hukum pada
dasarnya merupakan cerminan tatanan Ilahi. Legislasi hanya memiliki fungsi
untuk mengklarifikasi dan menjelaskan tatanan Ilahi itu. Tuga hakim adalah
menegakkan keadiloan melalui fungsinya, menerapka hukum dalam kaitan dengan
pemberlakuan undang-undang. Pemikiran Aquinas ini hanya bisa di pahami dalam
konteks kosmologi dan ontology skolastik. Kosmologi di maksud adalah
mengijinkan penalaran rasional selama batas-batas yang ditetapkan oleh wahyu
Ilahi tidak di alnggar. Penerapan hukum positif pada kasus riil, harus dibaca
sebagai implementasi hukum Ilahi.
Dalam konteks
itulah Aquinas membedakan antara hukum yang berasal dari wahyu, dengan hukum
yang di jangkau oleh akal manusia. Hukum yang berasal dari wahyu disebut Ius
Divinum Positivum ( hukum Ilahi positif ). Sedangkan hukum yang ditemui lewat
kegiatan akal, terdiri dari beberapa jenis, yakni Ius Naturale ( hukum alam
),Ius Gentium ( hukum bangsa-bangsa ), Ius Positivum Humanum ( hukum positif
buatan manusia ). ( Satjipto Rahardjo, op.cit, hal, 59 ).
Dalam system Aquinas akal berada diatas kehendak. Bagi
Aquinas akal itu mencerahkan, sedangkan kehendak cenderung naluriah. Itulah
sebabnya hukum yang berinitikan Iustum ( keadilan ), mutlak merupakan produk
akal. Tentang keadilan Aquinas membedakan tiga kategori
·
Iustitia
Distributiva, ( keadilan distributif ), yang menunjuk kepada prinsip kepada
yang sama diberikan sama, kepada yang tidak sama diberikan tidak sama pula. Ini
disebut kesederajatan geometris
·
Iustitia
Comutativa, ( keadilan komutatif atau tukar-menukar ), menunjuk pada keadilan
berdasarkan prinsip Aritmetis, yaitu penyesuaian yang harus dilakukan apabila
terjadi perbuatan yang sesuai dengan hukum.
·
Iustitia
Legalis, ( keadilan hukum ), yang menunjuk pada ketaatan terhadap hukum.
Bagi Aquinas menaati hukum bermakna sama dengan bersikap
baik dalam segala hal ( dan di asumsikan hukum itu berisi kepentingan umum ),
maka keadilan hukum di sebut juga sebagai keadilan umum ( Iustitia Generalis ),
Beberapa poin penting teori Aquinas tentang hukum antara
lain :
·
Hukum
dan peundang-undangan harus rasional dan masuk akal, karena ia merupakan aturan
dan ukuran tindakan manusia.
·
Hukum
ditujukan bagi kebaikan umum. Karena hukum merupakan aturan bagi perilaku, dan
karena tujuan dari segala perilaku itu adalah kebahagiaan, maka hukum mesti di
tujukan bagi kebaikan bersama.
·
Karena
hukum ditujukan bagi kesejahteraan umum, maka ia hanya dapat di buat oleh nalar
dari semua orang lewat badan legislasi.
·
Hukum
perlu dipublikasikan karena ia mengandung aturan yang memandu hidup manusia,
maka aturan itu mesti mereka ketahui agar memiliki nilai kewajiban.
Melalui teorinya tentang keadilan hukum, Aquinas
menyisipkan pesan luhur tentang betapa pentingnya mutu dari isi suatu aturan
hukum. Aquinas menempatkan keadilan hukum sebagai keadilan umum, justru karena
hukum di andaikan berakar pada hukum alam ( yang tidak lain mencerminkan
keluhuran Ilahi ).Dan lagi pula hukum itu diasumsikan mengatur kepentingan
umum. ( ibid, hal.62 ).Thomas aquinas
dengan bukunya yang terkenal antara lain Tsumma Theologiae ( Teologi
yang utama ) dan De Regime Principium Ad Regem Cipri ( Tentang Hukum Tata
Negara dan Pemerintahan ). Thomas Aquinas adalah pelopor Skolastik, yaitu
penganut hukum alam yang melibatkan ajaran Aristoteles kedalam ajaran gereja
Katholik, sehingga sering disebut Aristotelisme Kristen. ( Dominikus Rato,
op.cit. hal.264 ).
v INTI AJARAN ISLAM DI TIMUR
Pemikir
Islam mendasarkan teori hukumnya pada agama Islam, yaitu pada wahyu Ilahi yang
disampaikan kepada Nabi.Dari ahli pikir Islam AI-Syafii-Iah aturan-aturan hukum
diolah secara sistematis. Sumber hukum Islam adalah AI-Quran. kemudian Hadis
yang merupakan ajaran-ajaran dalam hidup Nabi Muhammad SAW .
Peraturan-peraturan yang disetujui oleh umat juga menjadi hukum, hukum mufakat,
yang disebut juga ijmak. Sumber hukum yang lainnya adalah qiyas, yaitu analogi
atau persamaan. Hukum Islam ini meliputi segala bidang kehidupan manusia. Hukum
Islam hidup dalam jiwa orang-orang Islam, dan berdasarkan pada agama. Hukum
Islam merupakan hidup ideal bagi penganutnya. Oleh karena Hukum Islam
berdasarkan pada Al Quran maka Hukum Islam adalah hukum yang mempunyai hubungan
dengan Allah, langsung sebagai wahyu. Aturan hukum harus dibuat berdasarkan
wahyu (Muhammad Khalid Masud, 1996: 12-13).
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah
Medieval Eropa, atau yang kita kenal sebagai Abad pertengahan Eropa, dikenal
sebagai era klasik dimulai dengan munculnya negara-kota Yunani Kuno, Abad
Pertengahan Eropa juga merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa
ini agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan.
Abad
Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada
abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan
samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya
renaisans pada tahun 1517. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang
di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang
mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa
dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan (Renaisans).
Masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu pengetahuan. Menurut
Ensiklopedia Amerika, tempo zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara
zaman kejatuhan Kerajaan Roma dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada
abad ke-15 Masehi.Gelap juga bermaksud
tiada prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama.Yaitu Gereja Kristen yang sangat berpengaruh.
Gereja serta
para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka
berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran,
politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada
ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka ditolak.Siapa
yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan
ditangkap dan didera masalah , malah ada yang sampai dibunuh.Pikiran ini,
terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas Aquinas, seorang
ahli falfasah yakni negara wajib tunduk kepada kehendak gereja. St Augustine,
sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante Alighieri, berpendapat
kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing berdiri sendiri, dan mestilah
bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch).
Dalam
paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah total satu dengan yang lain sehingga tidak ada
peluang bagi ekspansi satu terhadap yang lain atau pembauran antar keduanya.
Seorang manusia kalau tidak melangit
haruslah membumi,atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala
urusan hidupnya.Maka dia harus memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan
dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan materinya maka
dia bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan
Tuhan. Kata Augustine,siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat
adalah orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana
kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan keindahannya hanya
merupakan wajah alam kubur.
Kota inilah
yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong
dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan
tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika
melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka
semua sudut kegelapannya akan terlihat.Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof
Capra, yakni Para ilmuwan pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar
yang mendasari berbagai fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan
yang memiliki signifikansi tinggi, jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan.
Dengan
demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat
para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia
dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan
serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai campur tangan setan.
Kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar
pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans yang telah
melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada abad
pertengahan.Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul
dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15
dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan
baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da
Vinci, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dll.
Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti
alirn baru Eropah hingga abad ke 18 seperti Humanisme, rsionalisme,
nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara
pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemhkan kekuasaan
golongan feudal.Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah pada
abad ke 15. Hal ini terjadi apabila Kota constntinople dikuasai oleh Islam
telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah
menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di
Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropah pada
masa itu.
Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dn kekuasaan golongan feudal yang
sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di
Eropah.Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal
sebagi pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo
merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.Melahirkan
ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.Melahirkan ahli
matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan
ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematik dalam
ketenteraan iaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam
penghasilan ilmu algebra.Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh
perubatan di Eropah. Antara tokoh perubatan terkenal iaitu William Harvey yang
telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.Renaissance telah
melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat inquiri sehingga
membawa kepada aktiviti penjelajahan dan penerokaan.
Ø
Dampak Positif :
· Adanya perubahan dalam bidang agama
dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti
ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial :
ilmu bumi, ilmu sejarah dll. Begitu juga dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
· Kebangunan kembali dari peradaban.
Zaman ini membongkar hasil peradaban Yunani-Romawi.
· Renaissance telah membentuk masyarakat
perdagangan yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan
kekuasaan golongan gereja yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu
dan masyarakat di Eropa.
· Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan
kemandirian individu.
· Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh
perubahan di Eropa. Antara lain tokoh perubahan terkenal itu adalah William
Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance
telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri
sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
· Mendorong pencarian daerah baru sehingga
berkobarlah era penjelajahan samudera.
Ø Dampak negatif :
· Eropa
pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang arab. Pada
khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-daerah
seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya pengepungan
yang di lakukan Arab gagal total.
· Munculnya suatu isu yang di sebut
Kontroversi Ikonoklastik yang berisi
bahwa apakah imaji-imaji tentang Tuhan,Kristus, dan sang perawan Maria serta
orang-orang suci baik dalam bentuk
gambar maupun patung boleh dipergunakan di dalam misa atau tidak.kontroversi
ini mengundang persoalan lama yaitu tentang kebebasan agama yang terpisah dan
bebas dari organisasi politik.
· Pada masa ini selain terjadi
kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral. Hal ini dikarenakan tidak
adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan masyarakat. Sehingga bisa
dikatakan bahwa manusia renaissance merupakan manusia yang tidak mempunyai
pegangan (liar). Keliaran ini mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap
norma sehingga manusia mengalami krisis aklak seperti mabuk-mabukan dll. Hal
ini tidak hanya terjadi di kalangan borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, Atang dan Ahmad Saebani,
Beni. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Cet. V; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
Ahmad Tafsir, op. cit., h.
110-111,112-113,129-131,137-138,173
Anees, Bambang Q- dan Radea Juli A.
Hambali. Filsafat Untuk Umum. Cet. I; Jakarta: Prenada Media, 2003.
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Cet. V;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 109,110.
Bambang Q-Anees dan Radea Juli A.
Hambali, selanjutnya disebut Bambang, Filsafat Untuk Umum (Cet. I; Jakarta:
Prenada Media, 2003), h. 334-335
Drs. Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs.
Beni Ahmad Saebani, M.Si., Filsafat Umum, 2008, Hal. 339,341
Drs. Surajiyo, Filsafat Umum dan
Perkembangannya di Indonesia, 2010, Hal. 86.
F. Budi Hardiman, Pemikiran-Pemikiran
yang Membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzsche), 2011, Hal.
7,8,10
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah
Filsafat Barat 2. Cet. IX; Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Hardiman, Budi. 2011
Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli sampai
Nietzsche). Jakarta : Erlangga.
Harold H. Titus et al., Living Issues in
philosophy, diterjemahkan H.M. Rasjidi, Persoalan-Persoalan Filsafat (Cet. I;
Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984), h. 192,258.
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah
Filsafat Barat 2 (Cet. IX; Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 11., lihat Jerome R.
Ravertz, The Philosophy of Science, diterjemahkan Saut Pasaribu, Filsafat Ilmu,
Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
h.14-15,29,31-32,36
Ibid., h. 191.
Juhaya S. Praja, op. cit., h.26-27,
96,98-99,109-110.
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam
perspektif (Cet. XVI; Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2003), h. 100-101.
Mehdi Nakosteen, History of Islamic
Origins of Western Education A. D. 800-1350 with an Introduction to Medieval
Muslim Education, diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah,
Kontribusi Islam atas dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis abad kemasan
Islam (Cet. I; Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 271.,276.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Cet. VII;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Nakosteen, Mehdi. History of Islamic
Origins of Western Education A. D. 800-1350 with an Introduction to Medieval
Muslim Education. Diterjemahkan oleh Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah
dengan judul Kontribusi Islam atas dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis
abad kemasan Islam. Cet. I; Surabaya:
Risalah Gusti, 1996.
Ravertz, Jerome R. The Philosophy of Science. Diterjemahkan oleh
Saut Pasaribu dengan judul Filsafat Ilmu, Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir,
selanjutnya disebut Rizal, Filsafat Ilmu (Cet. VII; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), h. 58-59.,70,73-74,134.
Surajiyo. 2010. Filsafat Umum dan
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam perspektif. Cet. XVI; Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Tafsir, Ahmad –Filsafat Umum (Akal dan
Hati Sejak Thales sampai Capr), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990.
Titus, Harold H., et al. Living Issues
in philosophy. Diterjemahkan oleh H.M. Rasjidi dengan judul Persoalan-Persoalan
Filsafat. Cet. I; Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1984.
Zaqzuq, op.cit., h. 17-18.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat bagi pelajar seperti saya... two thumbs up!
BalasHapusMelt In Daydream
kak daftar pustakanya itu sudah urut sama setiap halaman kah
BalasHapusmakalahnya bagus, akan lebih sempurna apabila ditambahkan footnote untuk lebih bisa dipercaya
BalasHapusbagus, sangat membantu terima kasih, masukan dikit, kurang footnote nya..
BalasHapusArtikel nya bagus bgt , komplit mudah di mengerti bagus dah keren ,sukak jdi mudah pahamin nya..thanks
BalasHapus